Indonesia jadi pusat perhatian dunia selama Asian Games

id JOKOWI PRABOWO

Indonesia jadi pusat perhatian dunia selama Asian Games

Presiden Joko Widodo berpelukan dengan Prabowo Subianto dalam balutan bendera Merah Putih yang dimotori pesilat Indonesia Hanifan Yudani Kusumah dalam arena Asian Games 2018. (ANTARA Foto)

"Indonesia tidak hanya sukses menjadi tuan rumah, tetapi juga sukses sebagai peserta dengan raihan medali terbanyak sepanjang turnamen Asian Games diadakan," kata Fary Djemi Francis.
Jakarta (AntaraNews NTT) - Ketua Fraksi Gerindra MPR-RI Fary Djemi Francis menilai perhelatan akbar Asian Games 2018 yang baru saja selesai pada Minggu (2/8), membuat Indonesia menjadi pusat perhatian dunia.

"Indonesia tidak hanya sukses menjadi tuan rumah, tetapi juga sukses sebagai peserta dengan raihan medali terbanyak sepanjang turnamen Asian Games diadakan," katanya kepada Antara di Jakarta, Senin (3/9).

Menurut dia, Asian Games membawa dampak positif bagi masyarakat Indonesia, sehingga kegaduhan politik menjelang Pemilu 2019 seakan terhenti seketika. Bahkan, tayangan televisi yang biasanya penuh dengan perdebatan politik, seketika berubah jadi publikasi medali dan prestasi.

"Kita lihat media sosial yang isinya selalu penuh dengan keributan tentang pendukung pasangan calon presiden tertentu, juga berubah menjadi sorak sorai dan rasa haru akan kemenangan yang diraih oleh para atlet Indonesia," ujarnya. 

Fary Francis yang juga adalah Ketua Komisi V DPR-RI itu menilai Asian Games juga telah membawa semangat persatuan bagi masyarakat Indonesia, tanpa memandang suku, agama, ras dan bendera politik.

"Semua melebur menjadi satu seperti yang ditunjukkan pesilat Hanifan Yudani Kusumah saat memeluk dua tokoh penting di republik ini, yakni Presiden Joko Widodo dan Prabowo Subianto dengan berbalut bendera Merah Putih usai menyabet medali emas," ujarnya.
Presiden Joko Widodo berpelukan dengan Prabowo Subianto dalam balutan bendera Merah Putih yang dimotori pesilat Indonesia Hanifan Yudani Kusumah dalam arena Asian Games 2018. (ANTARA Foto) 
Dalam pandangan Fary, pencak silat merupakan cabang olahraga yang paling banyak dibicarakan orang, karena aksi Hanifan memeluk dua tokoh nasional di panggung pencak silat pada saat itu.

"Saya melukiskan pencak silat menjadi simbol pemersatu, karena aksi Hanifan yang bisa mempersatukan Jokowi-Prabowo lewat pelukan dan balutan bendera Merah Putih yang menghiasi pada saat itu," ujarnya.

Perhelatan Asian Games yang dilakukan empat tahun sekali itu tidak hanya membuat Indonesia kian dibicarakan dunia, tetapi lebih dari itu Asian Games telah mempersatukan seluruh elemen bangsa ini.

"Semoga, semangat persatuan ini tetap terjaga selamanya, sehingga dalam menghadapi momen politik apapun, kita tetap bepegang teguh kepada semangat persatuan dan kesatuan bangsa," tuturnya.

Ia mengatakan Asian Games telah menelan biaya yang sangat besar jumlahnya, sehingga sangat disayangkan apabila biaya yang mahal itu tidak memberi dampak apapun bagi kehidupan masyarakat di negeri ini. Dan saat ini, kata Fary Francis, Indonesia bukan sekadar haus akan prestasi, tetapi juga dahaga akan kerukunan dan kebersamaan.

"Dari Asian Games kita belajar bahwa untuk meraih kemenangan dan prestasi membutuhkan semangat kebersamaan, persatuan serta jiwa sportifitas. Nilai-nilai seperti itulah yang harus kita jaga dan kita aplikasikan dalam hidup berbangsa dan bernegara," tuturnya.
Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi sedang berbincang-bincang dengan Manager Timnas Pelajar Indonesia U-16 Fary Djemi Francis untuk Turnamen Gothia Cup China di Jakarta, Selasa (17/7). (Foto Humas Kemenpora)