Atambua, NTT (ANTARA) - Warga perbatasan RI-Timor Leste (TL) di Desa Tulakadi, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu, Provinsi Nusa Tenggara Timur mengaku lebih suka berobat di pos pengamanan yang dijaga oleh Satgas Pamtas RI-Republik Demokratik TL (RDTL) Batalyon 743/PSY dibandingkan ke puskesmas karena aksesnya lebih dekat.
"Kami lebih memilih berobat ke Pos Satgas dan dilayani TNI karena memang lokasinya lebih dekat dengan rumah kami," kata Marliana,seorang lansia yang ditemui di Desa Tulakadi, Kabupaten Belu, Jumat, (27/5/2022).
Ia mengatakan bahwa untuk bisa berobat di puskesmas pihaknya harus mengendarai atau menumpang kendaraan umum yang melintas di daerah itu.
Namun daerah tersebut minim akan kendaraan umum, sehingga Marliana mengaku lebih nyaman dan cepat mendapatkan pelayanan kesehatan di Pos Satgas Pamtas RI-RDTL yang ada di dekat desa mereka.
Kepala Desa Tulakadi Christian Laby Susuk mengatakan bahwa kehadiran Satgas Pamtas RI-RDTL, khususnya untuk Pos Pengamanan Salore sendiri sangat diterima oleh masyarakat di desa itu.
Hal ini karena selama dirinya menjabat sebagai kepala desa di desa itu perhatian Satgas Pamtas kepada masyarakat sangat baik sehingga perlu diapresiasi.
"Dalam setiap kegiatan di desa, banyak melibatkan teman-teman kita dari Satgas Pamtas, dan kehadiran mereka justru diterima dengan baik oleh masyarakat," tambahnya.
Dalam bidang pendidikan misalnya personel Satgas Pamtas justru menjadi guru di sekolah menggantikan guru yang tidak masuk untuk mengajar karena ada halangan.
Ia juga mengakui banyak warganya yang lebih memilih berobat di pos pengamanan tersebut karena memang jika dilihat, untuk menjangkau ke lokasi kesehatan, sangatlah jauh.
Baca juga: Satgas Pamtas RI-Timor Lesta gelar pengobatan gratis bagi warga
Baca juga: Satgas Pamtas yang merangkul masyarakat perbatasan dengan humanis