BPBD di NTT diminta siaga

id TIni

BPBD di NTT diminta siaga

Kepala BPBD NTT Tini Thadeus.

"Selain itu, seluruh posko penanggulangan bencana di daerah juga diaktifkan, untuk mengantisipasi jika terjadi bencana alam, seperti yang terjadi di Kabupaten Nagekeo yang menelan korban jiwa,"


Kupang, (AntaraNewsNTT) - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Nusa Tenggara Timur Tini Tadeus meminta seluruh BPBD untuk tetap siaga 1x24 jam, menyusul cuaca ekstrem melanda daerah itu.



"Selain itu, seluruh posko penanggulangan bencana di daerah juga diaktifkan, untuk mengantisipasi jika terjadi bencana alam, seperti yang terjadi di Kabupaten Nagekeo yang menelan korban jiwa," kata Tini Tadeus kepada wartawan di Kupang, Kamis, (15/11) terkait antisipasi cuaca ekstrem di daerah itu.



Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat, untuk mewaspadai dampak bencana hidrometeorologi seperti genangan, banjir, longsor, banjir bandang dan angin puting beliung.



"Dalam beberapa hari ke depan, berdasarkan pantauan dan analisis menunjukkan curah hujan dengan intensitas tinggi masih berpeluang terjadi, yang dapat berpotensi mengakibatkan bencana hidrometeorologi," kata Kepala BMKG Stasiun Meteorologi El Tari, Bambang Setiajid.



Menurut dia, kondisi ini dipicu oleh adanya aktifitas aliran massa udara basah fenomena (Madden Jullian Oscillation (MJO) dari Samudera Hindia sebelah Barat Sumatera yang menuju ke wilayah Indonesia, terutama Indonesia bagian Barat dan Tengah yang menyebabkan kondisi atmosfer wilayah tersebut sangat basah.



"Kami sudah menginstruksikan semua posko BPBD untuk siaga, karena sesuai warning dari BMKG, selama beberapa hari ke depan masih terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi, yang bisa menimbulkan bencana," katanya.



Dia juga meminta warga untuk tetap mewaspadai segala bentuk bencana, baik tanah longsor, banjir, puting beliung maupun gelombang laut yang bisa membahayakan keselamatan jiwa.



Mengenai bencana tanah longsor dan angin puting beliang awal pekan ini, dia mengatakan, belum semua daerah melaporkannya ke BPBD NTT.



BPBD NTT, kata dia, baru menerima laporan dari Kabupaten Nagekeo tentang jumlah korban jiwa dan kerusakan bangunan, tetapi belum ada laporan lebih lanjut tentang kerugian.



Begitupun di Kota Kupang dan mungkin juga di daerah lain di NTT, yang juga terjadi bencana sebagai akibat dari hujan disertai angin kencang yang terjadi sepanjang Minggu, (11/11) hingga Senin, (12/11), katanya.