Malaka Dominasi Budidaya Perikanan Tambak

id budidaya

Malaka Dominasi Budidaya Perikanan Tambak

Kabupaten Malaka di NTT yang berbatasan dengan Timor Leste terus mengembangkan usaha budidaya perikanan tambak untuk memenuhi kebutuhan konsumen setempat.

Dinas Kelautan dan Perikanan NTT mencatat Kabupaten Malaka yang berbatasan dengan negara Timor Leste sebagai daerah yang mendominasi budidaya perikanan tambak di daerah ini.
Kupang (Antara NTT) - Dinas Kelautan dan Perikanan Nusa Tenggara Timur mencatat Kabupaten Malaka yang berbatasan dengan negara Timor Leste sebagai daerah yang mendominasi budidaya perikanan tambak di wilayah provinsi selaksa nusa ini.

"Usaha budidaya perikanan terutama perikanan tambak di kabupaten bungsu itu produktivitasnya cukup tinggi dibanding daerah lainnya di NTT," kata Kepala Dinas Kelauatan dan Perikanan NTT Ganef Wurgiyanto di Kupang, Sabtu.

Dari data yang ada, kata Ganef, jumlah rumah tangga pembudidaya ikan di daerah otonom yang baru berpisah dari Kabupaten Belu itu mencapai sekitar 1.655 rumah tangga atau jauh lebih banyak dibanding daerah lain di NTT.

Kabupaten Nagekeo di Pulau Flores, misalnya, berada di urutan kedua dengan jumlah 146 rumah tangga pembudidaya ikan dan Timor Tengah Utara 113 rumah tangga pembudidaya ikan, sementara daerah lainnya masih dalam kisaran puluhan.

Data terakhir tercatat pada 2016, produksi budidaya perikanan tambak di Kabupaten Malaka mencapai 2.664 ton yang didominasi jenis ikan bandeng.

Sejauh ini, lanjutnya, pemerintah provinsi khususnya DKP NTT sendiri hanya menyiapkan benih ikan yang digunakan untuk usaha budidaya di setiap daerah.

"Jadi provinsi hanya memfasilitasi dengan menyiapkan benih. Karena kita punya balai benih ikan yang sudah tersertifikasi," tuturnya.

Terkait berapa jumlah benih yang diambil dari tempat pembudidayaan benih ikan, ia mengatakan tergantung pada kebutuhan atau permintaan dari setiap kabupaten/kota.

Lebih lanjut ia mengatakan umumnya jenis perikanan budidaya lain yang diusahakan di Nusa Tenggara Timur seperti ikan mas, nila, dan lele.

Hasil produksinya dimanfaatkan untuk bisnis dengan memasoknya ke rumah-rumah makan, disalurkan ke kabupaten lainnya, maupun juga konsumsi rumah tangga.

Mantan Kepala Bidang Perikanan Tangkap DKP NTT itu mengakui, usaha perikanan budidaya di daerah itu belum berkembang pesat dibandingkan seperti di Pulau Jawa dan lainnya di Indonesia.

Perikanan budidaya di NTT, lanjutnya, masih didominasi budidaya laut berupa rumput laut yang menjadi ikon di provinsi kepulauan itu karena menyebar hampir di semua daerah.

"Sementara kalau untuk kebutuhan perikanan di dalam maupun untuk ekspor, kita masih andalkan perikanan tangkap karena potensinya jauh lebih besar," katanya pula.

Namun demikian, DKP NTT terus mendorong agar perikanan budidaya darat di daerah itu bisa berkembang dengan cepat di masa mendatang sehingga bisa mengatasi kekurangan pasokan perikanan tangkap saat musim barat.