Kupang (AntaraNews NTT) - Sebagian wilayah di Nusa Tenggara Timur akan terkena dampak siklon tropis Marcus, namun sebagian besar wilayah di provinsi berbasis kepulauan ini bebas dari siklon tersebut, karena kekuatan Marcus terhambat fluktuatifnya udara.
Demikian dijelaskan Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi El Tari Kupang Ota Welly Jenni Thalo ketika ditanya Antara di Kupang, Jumat (16/3), mengenai dampak dari tropis Marcus tersebut.
Menurut dia, wilayah-wilayah yang terkena dampak siklon tropis Marcus di Provinsi NTT adalah Kupang, Rote Ndao, Sabu dan Sumba bagian barat.
Pada daerah-daerah ini, kata dia, akan terjadi hujan pada siang - malam hari dengan intensitas sedang - lebat (hujan sporadis) pada 19 Maret 2018.
Baca juga: Tropis Joyce mulai menjauhi NTT
Selain itu, kelembaban udara pada 16 -18 Maret, pada lapisan 850 hp - 500 hp, tidak mendukung untuk pertumbuhan awan-awan konvektif.
Dampak lain adalah potensi tinggi gelombang 2.0 di perairan selatan dan barat wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT), dan gelombang setinggi 4.0 meter di Samudera Hindia Selatan NTT.
Mengenai posisi siklon, dia mengatakan pusat siklon saat ini dari Kupang di +0:530 mil (980) km timur dengan tekanan dipusat siklon: 998 hPa.
Kondisi siklon pada (16/03) pukul 07:00 WIB, posisi 10,3 Lintang Selatan (LS), 132,6 Bujur Timur (BT), sekitar 840 km sebelah selatan barat daya Nabire).
Siklon tropis Marcus diperkirakan akan berdampak terhadap tingginya gelombang di perairan NTT (ANTARA Foto/dok)
Arah gerak, Tenggara, kecepatan 7 knots (13 km/jam) bergerak menjauhi wilayah Indonesia. Kecepatan angin maksimum 35 knots (65 km/jam).
Prediksi 24 jam, pada (17/03) pukul 07:00 WIB adalah posisi : 12,0 LS, 131,7 BT, sekitar 1050 km sebelah selatan barat daya Nabire.
Arah Gerak, Barat Daya bergerak menjauhi wilayah Indonesia. Kecepata angin maksimum : 35 knots (65 km/jam). Prediksi 48 jam, pada (18/03) pukul 07:00 WIB. Posisi 13,4 LS, 128,6 BT. Arah Gerak Barat Daya bergerak menjauhi wilayah Indonesia, dengan kecepatan angin maksimum : 40 knots (75 km/jam).
Baca juga: Siklon Hilda memperburuk cuaca di NTT
Sementar prediksi 72 jam, pada (19/03) pukul 07:00 WIB adalah Posisi 14,5 LS, 123,8 BT. Arah Gerak Barat bergerak menjauhi wilayah Indonesia dengan kecepata angin maksimum 55 knots (100 km/jam), kata Ota Welly Jenni Thalo menjelaskan.
Demikian dijelaskan Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi El Tari Kupang Ota Welly Jenni Thalo ketika ditanya Antara di Kupang, Jumat (16/3), mengenai dampak dari tropis Marcus tersebut.
Menurut dia, wilayah-wilayah yang terkena dampak siklon tropis Marcus di Provinsi NTT adalah Kupang, Rote Ndao, Sabu dan Sumba bagian barat.
Pada daerah-daerah ini, kata dia, akan terjadi hujan pada siang - malam hari dengan intensitas sedang - lebat (hujan sporadis) pada 19 Maret 2018.
Baca juga: Tropis Joyce mulai menjauhi NTT
Selain itu, kelembaban udara pada 16 -18 Maret, pada lapisan 850 hp - 500 hp, tidak mendukung untuk pertumbuhan awan-awan konvektif.
Dampak lain adalah potensi tinggi gelombang 2.0 di perairan selatan dan barat wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT), dan gelombang setinggi 4.0 meter di Samudera Hindia Selatan NTT.
Mengenai posisi siklon, dia mengatakan pusat siklon saat ini dari Kupang di +0:530 mil (980) km timur dengan tekanan dipusat siklon: 998 hPa.
Kondisi siklon pada (16/03) pukul 07:00 WIB, posisi 10,3 Lintang Selatan (LS), 132,6 Bujur Timur (BT), sekitar 840 km sebelah selatan barat daya Nabire).
Prediksi 24 jam, pada (17/03) pukul 07:00 WIB adalah posisi : 12,0 LS, 131,7 BT, sekitar 1050 km sebelah selatan barat daya Nabire.
Arah Gerak, Barat Daya bergerak menjauhi wilayah Indonesia. Kecepata angin maksimum : 35 knots (65 km/jam). Prediksi 48 jam, pada (18/03) pukul 07:00 WIB. Posisi 13,4 LS, 128,6 BT. Arah Gerak Barat Daya bergerak menjauhi wilayah Indonesia, dengan kecepatan angin maksimum : 40 knots (75 km/jam).
Baca juga: Siklon Hilda memperburuk cuaca di NTT
Sementar prediksi 72 jam, pada (19/03) pukul 07:00 WIB adalah Posisi 14,5 LS, 123,8 BT. Arah Gerak Barat bergerak menjauhi wilayah Indonesia dengan kecepata angin maksimum 55 knots (100 km/jam), kata Ota Welly Jenni Thalo menjelaskan.