Kupang (AntaraNews NTT) - Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG El Tari Kupang Ota Welly Jenni Thalo mengingatkan cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) selama Februari 2018.
"Gelombang di perairan laut memang sudah mulai berangsur kondusif, tetapi diperkirakan untuk bulan Pebruari 2018, masih berpotensi terjadi cuaca ekstrem," kata Ota Welly Jenni Thalo kepada Antara di Kupang, Jumat, terkait perkembangan cuaca di NTT.
Selama dua hari terakhir ini, cuaca mulai membaik yang ditandai dengan hujan yang sudah mulai mereda, setelah lebih dari dua pekan wilayah itu dilanda hujan deras disertai angin kencang.
Akibatnya, terjadi bencana di sejumlah wilayah di NTT, dan kapal-kapal feri juga menghentikan pelayaran ke semua lintasan penyeberangan karena gelombang yang sangat tinggi mencapai 7 meter.
Dia menambahkan, informasi tinggi gelombang di wilayah perairan NTT mulai 4 Pebruari 2018 sudah mulai kondusif.
Tinggi gelombang di perairan NTT berkisar 0.75 meter - 1.5 meter kecuali yang masih perlu diwaspadai wilayah Perairan Selatan NTT karena tinggi gelombang masih berkisar dua meter, katanya.
Kondisi ini diakibatkan tekanan udara di selatan NTT berangsur-angsur naik, katanya dan menjelaskan berdasarkan hasil analisa BMKG, kondisi terkini yakni 1-7 Februari 2018, tekanan udara di selatan NTT pada siang-malam hari 1008 Hecto pascal (Hpa).
Artinya, tekanan udara di selatan Nusa Tenggara Timur mulai turun dan cuaca mulai membaik, tetapi dari hasil analisa, selama Februari masih ada potensi cuaca ekstrem.
Karena itu, diharapkan kepada seluruh masyarakat daerah itu agar selalu update informasi yang dikeluarkan BMKG, untuk mengurangi risiko terjadinya bencana.
Cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi di NTT
Cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) selama Februari 2018.