Kupang (AntaraNews NTT) - Wakil Bupati Sabu Raijua Nikodemis Rihi Heke mengatakan pabrik pengolahan rumput laut di daerah itu, sementara ini mandek dan tidak beroperasi karena masalah manajemen.

"Pabrik pengolahan rumput laut di Sabu saat ini lagi mandek. Tidak beroperasi, tetapi kami sedang membahas kerja sama dengan pihak ketiga untuk menghidupkan kembali pabrik yang sudah ada," kata Nikodemus Rihi Heke kepada Antara di Kupang, Kamis (20/9), terkait keberadaan pabrik pengolahan rumput laut di daerah itu.

Menurut dia, pembahasan mengenai rencana kerja sama dengan pihak ketiga sudah hampir final. "Tinggal beberapa hal yang belum disepakati seperti kontribusi dari pabrik untuk pendapatan asli daerah (PAD)," ujarnya.

Dia meyakini, paling lambat dalam tahun ini, pabrik pengolahan rumput laut di daerah itu sudah bisa beroperasi kembali agar bisa menampung produksi rumput laut yang dihasilkan oleh para nelayan setempat.

Nikodemus menambahkan, pabrik rumput laut nantinya tetap fokus memproduksi chips untuk memenuhi permintaan dalam negeri yang terus meningkat, sambil berupaya mencari pasar ke luar negeri.

Baca juga: Singapura & Filipina minati "Chips" rumput laut dari Sumba Timur
Baca juga: Budidaya rumput laut tunggu hasil uji parameter

Mengenai kapasitas, dia mengatakan, pabrik pengolahan rumput laut di daerah itu mampu memproduksi rumput laut 6 ton per hari untuk dijadikan sebagai bahan baku chips.

"Kalau kapasitas mesin mampu memproduksi 10 ton rumput laut per hari, tetapi sementara ini hanya memproduksi enam ton. Kapasitas produksi bisa ditingkatkan tergantung pihak ketiga yang akan mengambil alih pabrik itui," katanya.

Mengenai potensi, dia mengatakan tidak ingat persis tetapi saat ini sudah banyak sekali petani yang beralih untuk mengembangkan rumput laut, setelah pemerintah memberikan bantuan peralatan dan bibit. 

Pewarta : Bernadus Tokan
Editor : Laurensius Molan
Copyright © ANTARA 2024