Sabu Raijua butuh pelabuhan laut lebih besar

id Kabupaten Sabu Raijua,Infrastruktur pelabuhan,Bupati Sabu Raijua,Nikodemus Rihi Heke,Pelabuhan Sabu Raijua

Sabu Raijua butuh pelabuhan laut lebih besar

Bupati Sabu Raijua Nikodemus Rihi Heke (kanan) (Antara foto/Aloysius Lewokeda)

Kondisi pelabuhan yang eksis sekarang di Sabu Raijua kapasitasnya masih terbatas sehingga sulit disinggai kapal barang maupun kapal penumpang yang lebih besar

Kupang (ANTARA) - Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur, membutuhkan pelabuhan laut berkapasitas lebih besar untuk disinggahi kapal-kapal besar yang mengangkut penumpang maupun barang, kata Bupati Sabu Raijua Nikodemus Rihi Heke. 

“Kondisi pelabuhan yang eksis sekarang di Sabu Raijua kapasitasnya masih terbatas sehingga sulit disinggai kapal barang maupun kapal penumpang yang lebih besar,” kata Nikodemus Rihi Heke ketika dihubungi dari Kupang, Minggu (16/2) terkait infrastruktur pelabuhan di daerah itu.

Dia menjelaskan kapal pengangkut barang atau komoditas dari dan menuju daerah yang berada di wilayah selatan Provinsi Nusa Tenggara Timur itu sering kali kesulitan singgah di pelabuhan setempat.

Semestinya kapasitas kapal bisa memuat banyak barang, namun karena kondisi dermaga yang pendek dan kecil sehingga kapal bisa kandas ketika muatan mencapai sekitar tiga ton.

Baca juga: Investasi pembangunan pelabuhan di Sabu Raijua sangat dibutuhkan
Baca juga: Kerugian akibat terbakarnya APMS di Sabu Raijua capai Rp1 miliar


Kondisi ini, lanjut dia, juga terjadi dalam kegiatan pendistribusian komoditas garam yang merupakan salah satu produk unggulan Sabu Raijua.

“Kalau garam yang dijual keluar daerah sekali angkut bisa dalam jumlah banyak maka akan sangat membantu daerah ini, tapi memang kondisi pelabuhan saat ini tidak memungkinkan,” katanya.

Nikodemus menjelaskan, selain kapal barang, kondisi pelabuhan setempat juga tidak memungkinkan disinggahi kapal penumpang yang besar seperti kapal Pelni.

Menurut dia, akses transportasi laut untuk masyarakatnya masih mengandalkan kapal feri maupun kapal cepat dengan jumlah muatan lebih kecil.

Hanya saja, lanjut dia, kapal feri sering kali sulit diakses saat kondisi cuaca buruk karena wilayah perairan setempat terkenal memiliki gelombang tinggi.

“Karena itu dibutuhkan dukungan pengembangan pelabuhan yang lebih besar sehingga bisa disinggahi kapal Pelni yang biasanya masih memungkinkan beroperasi saat musim angin barat,” katanya.

Dia menambahkan, pemerintahannya telah mengusulkan kepada pemerintah pusat untuk pengembangan pelabuhan beberapa tahun lalu.

Usulan tersebut, lanjut dia, sudah ditanggapi dengan adanya pengembangan pelabuhan di Kecamatan Sabu Timur sepanjang 100 meter pada 2019.

“Tapi memang pengembangan ini belum cukup memadai, sehingga kami berharap ke depan bisa ditingkatkan, selain itu kami berharap dukungan pemerintah provinsi untuk mencari investasi pembangunan pelabuhan di sini,” katanya.