Kupang (AntaraNews NTT) - Wakil Wali Kota Kupang Hermanus Man mengatakan hampir 2.000 anak di ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur terserang stunting atau mengalami kekerdilan tubuh.
"Berdasarkan catatan pemerintah Kota Kupang jumlah penderita stunting ada 2.000 anak," kata Hermanus Man kepada Antara di Kupang, Selasa (27/11).
Tingginya penderita stunting atau kondisi gagal tumbuh atau pendek pada usianya disebabkan oleh asupan gizi yang kurang memadai saat proses kehamilan dan awal pertumbuhan berlangsung.
Dia menjelaskan, faktor gizi buruk yang dialami ibu hamil maupun anak-anak balita ketika proses pertumbuhan menjadi penyebab terjadinya stunting.
"Asupan gizi sangat penting saat ibu hamil dan pertumbuhan anak. Orang tua harus memrioritaskan asupan gizi anak pada saat balita," kata Hermanus Man yang juga seorang dokter itu.
Menurut dia, guna mengurangi prevalensi stunting diperlukan komitmen orang tua untuk memberikan asupan gizi yang memadai bagi anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhannya sehingga terhindar dari kasus stunting.
"Stunting tidak hanya dialami oleh keluarga yang miskin dan kurang mampu saja namun bisa juga dialami anak-anak dari keluarga yang mampu secara ekonomi," katanya.
Ia mengatakan, pemerintah terus mendorong ibu-ibu hamil dan para orang tua yang memiliki anak balita agar secara rutin melakukan pemeriksaan ke posyandu atau puskesmas guna melakukan deteksi dini kekurangam gizi anak yang berdampak pada terjadinya stunting.
Baca juga: Lipsus - Gizi buruk dan Stunting yang terus melanda
Baca juga: Kelor bisa atasi Stunting di NTT
Stunting menyerang 2.000 anak di Kota Kupang
Hampir 2.000 anak di ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur terserang stunting atau mengalami kekerdilan tubuh.