Nelayan Rote bertutur soal navigasi laut disaat mencari ikan

id Nelayan, NTT,Kota Kupang,Nelayan NTT melanggar batas,perairan australia,nelayan rote,mencari ikan

Nelayan Rote bertutur soal navigasi laut disaat mencari ikan

Sejumlah nelayan di desa Papela bersiap berlayar ke perairan perbatasan Indonesia-Australia untuk mencari ikan. ANTARA/Kornelis Kaha

Kami akui bahwa kami sering melanggar batas negara Australia saat mencari ikan di kawasan MoU Box. Tetapi itu kami lakukan sebelum adanya GPS...
Ba'a, Rote Ndao (ANTARA) - Nelayan di Desa Papela, Kecamatan Rote Timur, Kabupaten Rote Ndao, NTT, bertutur bagaimana mereka mengarungi laut hingga perairan perbatasan Indonesia-Australia untuk mencari ikan.

Kehadiran alat navigasi berbasis satelit, di antaranya GPS, sangat penting untum mereka bisa menentukan posisi di laut. Sedangkan saat mereka belum mengenal kegunaan GPS, membuat mereka tanpa sengaja memasuki perairan Australia.

Salah satu perairan Australia yang cukup sering mereka masuki tanpa sengaja adalah perairan Australia berukuran sekitar 50.000 km2 di Laut Timor yang dikenal sebagai MoU Box.

"Kami akui bahwa kami sering melanggar batas negara Australia saat mencari ikan di kawasan MoU Box. Tetapi itu kami lakukan sebelum adanya GPS,” kata Qatan Kari seorang nelayan asal desa Papela, Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur, Kamis, (1/12/2022).

Hal ini dia katakan saat  kampanye pencegahan penangkapan ikan secara ilegal lintas negara hari kedua bagi para nelayan di Kabupaten Rote Ndao, NTT yang digelar Kementerian Kelautan dan Perikanan bersama Australian Fisheries Management Authority (AFMA).

Ia bilang, pelanggaran itu bukan karena tahu dan mau, tetapi karena tidak mengetahui di mana batas wilayah Indonesia dan mana batas wilayah Australia.

Apalagi kapal yang digunakan adalah kapal layar tanpa mesin yang hanya berharap pada angin dan arus laut, sehingga sama sekali tak mengetahui bahwa kapal yang membawa mereka itu sudah sampai ke wilayah Australia.

“Jadi kami tahu itu masuk ke wilayah Australia ketika ada kapal patroli Australia dan helikopter yang menangkap kami,” ujar dia.

Ia sudah pernah ditangkap otoritas perbatasan Australia dan sempat ditahan di Negeri Kanguru itu Ketika itu dia bersama sejumlah rekannya dianggap sudah masuk ke wilayah Australia sampai enam mil laut jauhnya dari lokasi MoU Box.

Ia pun pernah ditahan selama kurang lebih delapan bulan di negara benua itu karena melakukan pelanggaran yang sama. Namun menurut dia, walaupun dianggap melanggar hukum, para nelayan selalu diperlakukan secara baik oleh otoritas Australia.

Karena itu lanjut dia, jika saat ini sudah ada GPS dan masih ada yang masuk sampai ke wilayah Australia maka dia yakin betul bahwa itu adalah perbuatan yang disengaja.

Dinas Kelautan dan Perikanan NTT menyebutkan kan kini ada delapan orang yang ditahan di Australia. Empat orang di antaranya justru masuk hingga 70 mil laut jaraknya dari Darwin.

“Mereka ditangkap karena melanggar batas negara. Saat ini mereka sedang diproses,” kata Kabid Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan DKP NTT, Mery Foenay.

Baca juga: DKP NTT ingatkan nelayan mengenai aturan wilayah perairan Australia

Baca juga: Nelayan tradisional Rote minta Australia perluas area pencarian ikan




 

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Nelayan Rote berkata soal navigasi laut di perairan perbatasan