Para siswa SDN Bertingkat Naikoten anjangsana ke panti asuhan

id NTT,panti asuhan,anjangsana,SDN bertingkat naikoten

Para siswa SDN Bertingkat Naikoten anjangsana ke panti asuhan

Para penghuni panti asuhan Tunaetra pada Dinas Sosial Provinsi Nusa Tenggara Timur menerima bingkisan yang diserahkan para siswa/siswi SDN Bertingkat pada 12 November lalu. (ANTARA/HO-Humas SDN Bertingkat Naikoten)

Kunjungan ke panti sosial ini sebagai bentuk praktik penguatan profil Pancasila bagi para siswa  SDN Bertingkat Naikoten...
Kupang (ANTARA) - Puluhan siswa/siswi Sekolah Dasar Negeri (SDN) Bertingkat Naikoten Satu Kota Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur melakukan anjangsana ke Pati Asuhan Tunanetra Dinas Sosial Provinsi NTT sebagai penguatan profil pelajaran Pancasila (P5) bagi para siswa.

"Kunjungan ke panti sosial ini sebagai bentuk praktik penguatan profil Pancasila bagi para siswa  SDN Bertingkat Naikoten," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) SD Negeri Bertingkat Naikoten Kupang,  Provinsi Nusa Tenggara Timur Marthina Amaral di Kupang, Sabtu, (4/12/2022).

Ia menjelaskan kegiatan yang mengusung tema  "Bhineka Tunggal Ika" didukung oleh para orang tua murid yang tergabung dalam paguyuban kelas IA.

Menurut dia kunjungan yang dipimpin Wali kelas I A , Victhoria Kase yang sangat kreatif dan inovatif sehingga kunjungan ke Panti asuhan pada Dinas Sosial NTT bisa terwujud.

Kunjungan dilaksanakan pada 12 November 2022 lalu  diikuti guru agama dan beberapa guru kelas  membuat para siswa begitu semangat mengikuti kegiatan berbagi kasih bersama para penghuni panti.

"Kegiatan itu adalah projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang mengambil Tema Bineka Tunggal Ika dengan aktifitas mengunjungi teman dalam hal ini teman yang berkekurangan," kata Marthina Amaral.

Dia menjelaskan selama berada di panti para siswa melaksanakan beberapa kegiatan seperti acara panggung boneka dan fragmen cerita rakyat BEI SEUK yang diperankan oleh murid kelas 1 fase A.

"Makna dari kegiatan tersebut adalah melihat dari dekat kehidupan orang lain, mengajarkan dan memperkenalkan kepada murid bahwa perbedaan bukanlah halangan untuk saling mengasihi tetapi semua harus bersyukur dan belajar berbagi dengan sesama yang membutuhkan
kegiatan," kata Marthina Amaral.