Desa di Matim hapus stunting manfaatkan pekarangan rumah
Desa ini sudah bebas dari stunting. Tidak ada lagi kasus stunting. Ini karena tiap rumah wajib tanam berbagai sayur dan buah di halaman...
Labuan Bajo (ANTARA) - Desa Golo Loni di Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur berhasil menghapus angka stunting di desa tersebut lewat pengoptimalan pemanfaatan pekarangan rumah untuk menanam berbagai bahan makanan sebagai sumber gizi keluarga.
"Desa ini sudah bebas dari stunting. Tidak ada lagi kasus stunting. Ini karena tiap rumah wajib tanam berbagai sayur dan buah di halaman," kata Kepala Desa Golo Loni Yohanes Okalung ketika dihubungi dari Labuan Bajo, Sabtu, (7/1/2023).
Berdasarkan data dari puskesmas setempat atas hasil penimbangan bulan Agustus 2022, Desa Golo Loni tercatat tidak memiliki anak stunting. Sebelumnya, anak stunting di desa tersebut berjumlah lima anak dengan kategori pendek dan sangat pendek berdasarkan hasil pengukuran Februari 2022. Angka itu menurun dari jumlah 20 anak stunting pada Desember 2021.
Dia mengatakan keberhasilan desa menghapus angka stunting itu berkat kerja keras pemerintah desa dan kemauan kuat dari masyarakat untuk memanfaatkan halaman rumah.
Dia mewajibkan setiap rumah atau kelompok masyarakat menanam wortel, buncis, brokoli, kacang panjang, bayam, sayur katuk, bayam merah, hingga tanaman obat. Semua tanaman itu dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan, salah satunya pemenuhan gizi keluarga, terutama ibu hamil, ibu menyusui, dan anak stunting.
Selain untuk menanam berbagai tanaman sehat, halaman juga dimanfaatkan dalam program ketahanan pangan yakni kolam ikan. Sekiranya sudah ada 90 kepala keluarga (KK) dari 324 KK di desa itu yang mendapatkan bibit ikan untuk dipelihara pada 120 kolam ikan yang ada.
Dia menyebut panenan ikan itu dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan ekonomi dan pemenuhan asupan gizi keluarga. Desa itu pun juga mendapatkan berbagai bantuan dari Bank NTT yang merupakan bank daerah berupa benih lele, pakan, dan bibit sayuran untuk mendukung program ketahanan pangan desa.
"Kami tidak sekadar mendorong masyarakat manfaatkan pekarangan, tapi juga mengedukasi mereka untuk hidup bersih dan sehat terutama bagi ibu hamil dan menyusui," ucapnya.
Pemerintah Desa Golo Loni juga turun tangan menangani masalah stunting lewat intervensi dana desa.
Dia menyebut Rp30 juta Dana Desa digunakan untuk konvergensi penurunan stunting lewat program pemberian makanan tambahan (PMT). Berbagai olahan makanan diberikan seperti telur, kacang-kacangan, dan olahan makanan yang memiliki sumber gizi untuk membantu tumbuh kembang janin.
"Kalau ada warga yang sudah hamil empat bulan, saya bersama kader dan bidan desa selalu turun ke rumah untuk memastikan mereka siap menjalani persalinan, obat diperhatikan, makanan tambahan juga diberikan," katanya.
Dia mengatakan desa tidak hanya terlibat dalam penanganan stunting, melainkan mulai dari sisi pencegahan. Di desa tersebut ada Posyandu Remaja yang aktif memberikan edukasi kepada para remaja puteri tentang perilaku hidup bersih dan sehat serta kesehatan reproduksi. Mereka diberikan sosialisasi dan dipersiapkan sedini mungkin agar tetap sehat karena akan menjadi calon ibu.
"Anak-anak SMP di sini diberikan edukasi oleh bidan dan perawat. Lalu ada pula pembagian suplemen tambah darah bagi mereka," ujar Yohanes.
Baca juga: Bupati Endi ajak warga buat pekarangan jadi sumber gizi
Baca juga: TK Hati Nurani di SBD jadi contoh bebas stunting
"Desa ini sudah bebas dari stunting. Tidak ada lagi kasus stunting. Ini karena tiap rumah wajib tanam berbagai sayur dan buah di halaman," kata Kepala Desa Golo Loni Yohanes Okalung ketika dihubungi dari Labuan Bajo, Sabtu, (7/1/2023).
Berdasarkan data dari puskesmas setempat atas hasil penimbangan bulan Agustus 2022, Desa Golo Loni tercatat tidak memiliki anak stunting. Sebelumnya, anak stunting di desa tersebut berjumlah lima anak dengan kategori pendek dan sangat pendek berdasarkan hasil pengukuran Februari 2022. Angka itu menurun dari jumlah 20 anak stunting pada Desember 2021.
Dia mengatakan keberhasilan desa menghapus angka stunting itu berkat kerja keras pemerintah desa dan kemauan kuat dari masyarakat untuk memanfaatkan halaman rumah.
Dia mewajibkan setiap rumah atau kelompok masyarakat menanam wortel, buncis, brokoli, kacang panjang, bayam, sayur katuk, bayam merah, hingga tanaman obat. Semua tanaman itu dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan, salah satunya pemenuhan gizi keluarga, terutama ibu hamil, ibu menyusui, dan anak stunting.
Selain untuk menanam berbagai tanaman sehat, halaman juga dimanfaatkan dalam program ketahanan pangan yakni kolam ikan. Sekiranya sudah ada 90 kepala keluarga (KK) dari 324 KK di desa itu yang mendapatkan bibit ikan untuk dipelihara pada 120 kolam ikan yang ada.
Dia menyebut panenan ikan itu dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan ekonomi dan pemenuhan asupan gizi keluarga. Desa itu pun juga mendapatkan berbagai bantuan dari Bank NTT yang merupakan bank daerah berupa benih lele, pakan, dan bibit sayuran untuk mendukung program ketahanan pangan desa.
"Kami tidak sekadar mendorong masyarakat manfaatkan pekarangan, tapi juga mengedukasi mereka untuk hidup bersih dan sehat terutama bagi ibu hamil dan menyusui," ucapnya.
Pemerintah Desa Golo Loni juga turun tangan menangani masalah stunting lewat intervensi dana desa.
Dia menyebut Rp30 juta Dana Desa digunakan untuk konvergensi penurunan stunting lewat program pemberian makanan tambahan (PMT). Berbagai olahan makanan diberikan seperti telur, kacang-kacangan, dan olahan makanan yang memiliki sumber gizi untuk membantu tumbuh kembang janin.
"Kalau ada warga yang sudah hamil empat bulan, saya bersama kader dan bidan desa selalu turun ke rumah untuk memastikan mereka siap menjalani persalinan, obat diperhatikan, makanan tambahan juga diberikan," katanya.
Dia mengatakan desa tidak hanya terlibat dalam penanganan stunting, melainkan mulai dari sisi pencegahan. Di desa tersebut ada Posyandu Remaja yang aktif memberikan edukasi kepada para remaja puteri tentang perilaku hidup bersih dan sehat serta kesehatan reproduksi. Mereka diberikan sosialisasi dan dipersiapkan sedini mungkin agar tetap sehat karena akan menjadi calon ibu.
"Anak-anak SMP di sini diberikan edukasi oleh bidan dan perawat. Lalu ada pula pembagian suplemen tambah darah bagi mereka," ujar Yohanes.
Baca juga: Bupati Endi ajak warga buat pekarangan jadi sumber gizi
Baca juga: TK Hati Nurani di SBD jadi contoh bebas stunting