Telaah - Panen raya, impor, dan harga beras wajar

id Panen raya,impor,harga beras wajar,sektor pertanian,padi,beras,opini pertanian Oleh Entang Sastraatmadja*)

Telaah - Panen raya, impor, dan harga beras wajar

Presiden Joko Widodo (kiri) berbincang dengan sejumlah petani saat meninjau panen raya padi dalam kunjungan kerjanya di Ngawi, Jawa Timur, Sabtu (11/3/2023). (ANTARA FOTO/Siswowidodo/foc/pri.)

Hanya penting dicatat, harga beras yang wajar untuk petani, belum tentu wajar untuk pedagang. Apalagi wajar untuk konsumen. Hal ini bukan tugas yang dapat dijawab dengan ucapan "Simsalabim“ semata sebaliknya perlu kerja keras dan perjuangan yang penu

Beras memang bukan gabah. Tapi, semua orang tahu, sebelum menjadi beras, pasti hasil panen petani diperoleh dalam bentuk gabah.

Dalam fakta kehidupan, para petani umumnya belum memiliki kemampuan untuk mengolah gabah menjadi beras. Petani langsung menjual gabah kepada pengusaha penggilingan, bandar, atau tengkulak.

Mereka inikah yang mendapat nilai tambah ekonomi dari gabah menjadi beras. Petani sendiri hanya mampu menyaksikan kesemuanya itu.

Dengan demikian, salah besar kalau harga beras dinaikkan, maka petani akan mendapat untung. Sebab, para pemilik beras, bukan lagi petani, tapi para pengusaha penggilingan dan pedagang.

Di sisi lain, budaya lumbung kini semakin memudar dalam kehidupan petani. Jarang petani yang menyisihkan gabah mereka untuk disimpan dalam lumbung. Rata-rata petani, khususnya petani berlahan sempit, akan menjual seluruh hasil panenannya. Petani butuh uang tunai untuk membiayai seluruh kebutuhan kehidupannya.

Masalah akan muncul ketika musim paceklik tiba. Mengingat budaya lumbung sudah menghilang, otomatis para petani harus membeli beras guna menyambung nyawa kehidupan keluarganya.

Sebagai produsen, petani juga merangkap jadi konsumen. Berbeda ketika budaya lumbung masih tumbuh. Mereka dapat menggunakan simpanan gabah untuk memenuhi kebutuhan beras di saat musim paceklik.

Baca juga: Telaah - Penyuluhan pertanian di era milenial

Atas gambaran yang demikian, tentu semua sepakat harga beras perlu dikendalikan. Jangan biarkan mengambang tak terkendali. Fenomena betapa susahnya Pemerintah menurunkan harga beras yang terus meningkat, membuat kepada para pengambil kebijakan untuk menata ulang kembali kebijakan perberasan yang selama ini diterapkan.

Semua percaya Badan Pangan Nasional akan mampu mendefinisikan harga beras yang wajar sebagaimana diinginkan Presiden Jokowi.

Baca juga: Telaah - Menjaga tanah sehat dan subur

Presiden Jokowi memang meminta harga beras wajar, baik di tingkat petani, pedagang, maupun di masyarakat.

Hanya penting dicatat, harga beras yang wajar untuk petani, belum tentu wajar untuk pedagang. Apalagi wajar untuk konsumen. Hal ini bukan tugas yang dapat dijawab dengan ucapan "Simsalabim“ semata sebaliknya perlu kerja keras dan perjuangan yang penuh kesungguhan.

Baca juga: Telaah - Dari lumbung pangan desa menuju lumbung pangan dunia


*) Entang Sastraatmadja; Ketua Harian DPD HKTI Jawa Barat.



 

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Panen raya, impor, dan harga beras wajar