Distan NTT optimistis harga beras normal kembali

id NTT,harga beras,produksi beras,hasil pertanian

Distan NTT optimistis harga beras normal kembali

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Nusa Tenggara Timur Lecky Frederich Koli (ANTARA/Benny Jahang)

...Kami yakin harga beras akan turun dari Rp13.000/kg menjadi Rp11.000 hingga Rp12.000/kg seperti sebelumnya karena pasokan beras dari para petani sudah mulai banyak
Kupang (ANTARA) - Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Nusa Tenggara Timur Lecky Frederich Koli optimistis harga beras yang saat ini naik di sejumlah pasar tradisional di NTT akan normal kembali karena musim panen padi di sejumlah daerah di provinsi berbasis kepulauan ini sudah mulai berlangsung.

"Kami sangat yakin harga beras di NTT akan normal kembali karena para petani sudah mulai melakukan panen padi sehingga bisa menekan harga beras di pasar yang mengalami kenaikan harga dalam dua bulan terakhir," kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Nusa Tenggara Timur Lecky Frederich Koli di Kupang, Senin, (3/4/2023).

Lecky Frederich Koli mengatakan hal itu terkait antisipasi pemerintah NTT terhadap adanya kenaikan harga beras.

Ia mengatakan pada musim tanam pertama pada Oktober 2022 lalu luas lahan yang ditanam padi mencapai 200 ribu hektare dan 305 ribu hektare tanaman jagung dan palawija lainnya.

Menurut dia padi yang ditanam para petani pada musim tanam pertama sudah ada yang mulai panen sehingga puncak musim panen untuk musim tanam pertama berlangsung April - Mei.

Ia mengatakan apabila suplai kebutuhan beras dari para petani sangat memadai maka harga beras di pasaran juga turun.

"Kami yakin harga beras akan turun dari Rp13.000/kg menjadi Rp11.000 hingga Rp12.000/kg seperti sebelumnya karena pasokan beras dari para petani sudah mulai banyak," kata Lecky Frederich Koli .

Dia menegaskan untuk wilayah bagian barat Kabupaten Manggarai Barat dan bagian barat Pulau Sumba saat ini sudah mulai melakukan panen dengan prediksi hasil yang diperoleh mencapai 4,5 ton/hektare padi atau 2,5 ton beras.

Dia menambahkan para petani yang sudah melakukan panen saat ini ada yang sedang bersiap-siap lagi untuk menanam untuk musim tanam kedua dengan memanfaatkan sumber air yang ada, sekalipun sesuai prediksi BMKG bahwa musim kemarau di sejumlah kabupaten/kota di NTT berlangsung mulai April 2023.

"Dampak musim kemarau dirasakan pada empat bulan ke depan sehingga untuk mengisi waktu yang ada sebelum puncak kemarau yang berlangsung Agustus 2023 maka para petani bisa memanfaatkan sumber air yang tersisa untuk menanam padi, hal itu bisa dilakukan karena dampak musim kemarau baru dirasakan pada Agustus nanti seperti air untuk mengairi sawah mulai terbatas" kata Lecky Frederich Koli.

Ia berharap para petani harus bergerak lebih cepat untuk memanfaatkan sisa air yang ada untuk digunakan bagi usaha pertanian.

"Kalau bisa para petani memanfaatkan waktu panen cukup satu minggu dari sebelumnya membutuhkan waktu satu bulan. Agar proses panen lebih cepat maka fasilitas alat panen selalu tersedia agar proses panen lebih cepat dilakukan, termasuk alat olah lahan sehingga bisa memanfaatkan sisa air sebelum puncak kemarau berlangsung untuk mengisi produksi," katanya.

Baca juga: Telaah - Panen raya, impor, dan harga beras wajar

Baca juga: Masyarakat Kupang kesulitan dapat beras Bulog