Pemkab Sikka imbau petani tanam holtikultura antisipasi El Nino

id Pemda Sikka, NTT, petani, El Nino, Holtikultura, jagung, Dinas Pertanian Kabupaten Sikka,Yohanes Emil Satriawan

Pemkab Sikka imbau petani tanam holtikultura antisipasi El Nino

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sikka Yohanes Emil Satriawan (ANTARA/Dokumentasi Pribadi)

Petani diharapkan bisa membaca informasi pasar untuk menentukan jenis tanaman holtikultura yang dibutuhkan pasar...
Bajawa (ANTARA) - Dinas Pertanian Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur mengimbau petani menanam tanaman holtikultura yang tidak membutuhkan banyak air sebagai bentuk antisipasi dampak kekeringan menyusul datangnya fenomena El Nino.
 
"Selalu disampaikan prakiraan cuaca oleh BMKG sehingga wajib disampaikan petugas lapangan kepada petani saat turun lokasi," kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sikka Yohanes Emil Satriawan dihubungi dari Bajawa, Ibu Kota Kabupaten Ngada, Kamis, (9/5/2025).
 
Ia meminta para petani tidak seragam dalam menanam tanaman holtikultura dengan saling bertukar informasi dengan petani dari kecamatan lainnya.
 
Hal itu, kata dia, untuk mencegah kelebihan produk holtikultura saat memasuki masa panen.
 
"Kalau di kecamatan A tanam tomat maka di kecamatan B tidak ikut, kalau ikut maka surplus di pasar," katanya.
 
Ia mencontohkan tanaman holtikultura seperti sayuran dan tomat merupakan hasil pertanian yang memiliki nilai jual tinggi dan dapat dipasarkan hingga kabupaten sekitar, seperti Ende dan Flores Timur.
 
"Petani diharapkan bisa membaca informasi pasar untuk menentukan jenis tanaman holtikultura yang dibutuhkan pasar," katanya.
 
Ia menjelaskan telah melakukan pendataan kerusakan tanaman jagung di 14 kecamatan akibat kekeringan.
 
Ia merinci tanaman jagung di 14 kecamatan pada Januari 2024 seluas 3,548,80 hektare dan kerusakan tanaman akibat kekeringan kategori ringan 409,5 hektare, kerusakan sedang 196 hektare, dan kerusakan berat 163,55 hektare.
 
Pada Februari 2024 luas tanaman jagung 3,588,30 hektare dan kerusakan tanaman akibat kekeringan kategori ringan s401 hektare, kerusakan sedang 254 hektare, dan kerusakan berat 340 hektare.
 
Pada Maret 2024 luas tanaman jagung 3,588,30 hektare dan kerusakan tanaman akibat kekeringan kategori sedang 89 hektare dan kerusakan berat 133,5 hektare.
 
"Dominan kecamatan yang di daratan rendah di jalur pantura, ada sebagian wilayah masih bisa dapat hujan dan tanamannya sudah masuk fase generatif sehingga lolos," katanya.

Baca juga: BPBD Sabu Raijua upayakan sumur bor atasi kekeringan
 
Ia menambahkan para petani terdampak akan mendapatkan bantuan bibit dari Kementerian Pertanian melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan NTT.

Baca juga: BMKG ingatkan masyarakat NTT waspadai angin kencang hingga 13 Mei
 
"Bantuan benih untuk periode tanam Oktober-Maret sehingga pemerintah bantu melalui benih," katanya.