Opini - Menimbang Angkatan Perang Siber TNI

id Perang siber, tentara siber, hut ke-78 tni,opini Oleh Dr. Eko Wahyuanto *)

Opini - Menimbang Angkatan Perang Siber TNI

Ilustrasi hybrid warfare, gabungan perang siber dan perang informasi. ANTARA/ilustrator/Kliwon

...Fakta lain menunjukkan bahwa berbagai kasus pencurian identitas data pribadi, pembajakan akun, kasus penyebaran virus yang disisipkan dalam web site malwere, yang berimplikasi pada peretasan, kejahatan, fitnah, penistaan maupun pencemaran nama bai
Jakarta (ANTARA) - Pesatnya kemajuan teknologi informasi melahirkan kompleksitas kehidupan berbangsa dan bernegara. Ekosistem baru dunia maya meretas jarak dan batas konvensional antarbangsa yang sudah diikat konsensus internasional. Internet bahkan mendisrupsi  hampir seluruh strategi dan tata kelola kenegaraan, tak terkecuali sektor pertahanan keamanan.

Gagasan sistem pertahanan baru berbasis siber yang populer dengan istilah Satuan Siber Tentara Nasional Indonesia atau (Satsiber TNI) selama ini terus didengungkan. Bahkan diramalkan ke depan dapat menjadi satuan angkatan perang andalan di jajaran Tentara Nasional Indonesia TNI. Kepala Badan Telekomunikasi PBB, Toure Hamadoun, telah mengisyaratkan bahwa perang dunia mungkin terjadi di dunia maya. Pertempuran tak lagi mengandalkan mesin persenjataan melainkan bertumpu pada kekuatan baru dalam peperangan bernama perang siber (cyber war).

Perang siber telah nyata-nyata menjadi ancaman serius bagi semua negara. Karena itu gagasan Gubernur Lemhannas Agus Wijayanto agar TNI memiliki matra baru yakni Angkatan Cyber bukanlah hal berlebihan. Sebelumnya mantan Kepala Badan Intelijen Nasional A.M.  Hendropriyono dalam percakapan khusus dengan penulis, menyinggung hal yang sama. Hendro melihat Indonesia sudah saatnya memikirkan untuk memiliki pasukan resmi siber  di jajaran angkatan perangnya. Seperti yang dilakukan Singapura dengan membentuk pasukan digital and intelligence service yang memiliki keandalan dan keahlian dalam bidang siber.


Perang siber

Perang siber menjadikan jaringan komputer sebagai medan pertempuran, sedangkan kekuatan inteligensi dan platform melalui internet menjadi kekuatan strategis pertahanan dan penyerangan. Dengan fasilitas www (world wide web) berbagai kepentingan saling bersaing, melancarkan gangguan, menguasai sistem jaringan komunikasi dan mengubah isi konten dengan opini lain, serta melancarkan agitasi dan kampanye yang dapat menjatuhkan reputasi sebuah negara.

Potensi keamanan siber menjadi sangat serius bagi pertahanan negara. Direktorat Pertahanan Sinyal Departemen Pertahanan Australia membuat sebuah badan bernama Cyber Security Operations Centre (CSOC) yang bertanggung jawab untuk mendeteksi, menangkal, dan memerangi kejahatan siber terhadap kepentingan warga dan pemerintah Australia. China juga telah membentuk pasukan dunia maya bernama Blue Army.. Pasukan ini bertugas melindungi negara dari serangan siber terutama oleh negara yang selama ini menjadi seterunya yakni Amerika. Skuad digital milik China ini berbasis di kawasan militer Guangzhou, sebelah selatan China.

Sementara itu Inggris tak ketinggalan. Negara King Charles itu telah membangun tembok pertahanan siber bernama Cyber Security Operations Centre (CSOC) ditempatkan di Government Communications Headquarters (GCHQ), Cheltenham, sekitar 160 kilometer arah barat laut London.


Bagaimana dengan Indonesia?