Opini - Menimbang Angkatan Perang Siber TNI

id Perang siber, tentara siber, hut ke-78 tni,opini Oleh Dr. Eko Wahyuanto *)

Opini - Menimbang Angkatan Perang Siber TNI

Ilustrasi hybrid warfare, gabungan perang siber dan perang informasi. ANTARA/ilustrator/Kliwon

...Fakta lain menunjukkan bahwa berbagai kasus pencurian identitas data pribadi, pembajakan akun, kasus penyebaran virus yang disisipkan dalam web site malwere, yang berimplikasi pada peretasan, kejahatan, fitnah, penistaan maupun pencemaran nama bai
Sebenarnya sejak tahun 2012 Menteri Pertahanan telah membentuk Tim Kerja Pertahanan Dunia Maya, yang diketuai oleh Dirjen Pothan Kemhan dan beranggotakan unit terkait pada satuan kerja Kementerian Pertahanan. Tim Kerja bertugas merumuskan peta jalan strategi nasional pertahanan negara terkait ancaman perang siber serta menyiapkan pembentukan organisasi pertahanan dunia maya berskala nasional (National Cyber Defense). TNI sendiri sebagai kekuatan inti pertahanan negara juga menyadari semakin besarnya tantangan dalam menjaga dan mengamankan kedaulatan bangsa dan negara. Kedaulatan secara holistik yang meliputi ruang lingkup tanah, air, udara, dan kedaulatan di jagat maya atau cyberspace.

Serangan dunia maya tidak lagi mengerahkan kekuatan alutsista dan pasukan secara fisik di negara lawan. Perang siber lebih mengandalkan kekuatan sistem jaringan internet dan intelektualitas dalam ruang digital. Melihat tantangan besar yang membahayakan ini Indonesia harus segera membangun kekuatan cyber army atau prajurit siver sebagai garda terdepan angkatan perang baru dalam perang maya ini. Mereka bertugas menjaga, menyelamatkan, dan menghancurkan serangan lawan yang merusak atau mengganggu database Indonesia. Selain itu mampu memfilter konten informasi berbahaya yang mengancam keamanan negara, memberikan data informasi yang akurat, dan melumpuhkan sistem pertahanan informasi dan komunikasi lawan sebelum menyerang Indonesia.

Berdasarkan laporan situs AwanPintar.id, Indonesia menduduki peringkat ke-11 dunia sebagai kontributor serangan siber terbanyak. Serangan ini diukur melalui alamat protokol internet (IP adress) yang digunakan untuk menyerang. Ini berarti alamat IP Indonesia digunakan secara aktif untuk melakukan serangan ke sesama server di Indonesia. Wilayah di Indonesia yang disinyalir menjadi kontributor serangan terbanyak adalah yang memiliki infrastruktur dan ekosistem digital terbaik nasional dalam Indeks Masyarakat Digital dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).

DKI Jakarta tercatat sebagai wilayah dengan sumber serangan siber terbanyak, dengan 11,2 juta serangan selama paruh pertama 2023. Serangan terbanyak dilakukan secara domestik, meski sebagian dari serangan tersebut pemicunya bisa saja berasal dari negara luar. Jenis serangan siber terbanyak yang terjadi di Indonesia adalah miss activity, detection of a network scan, serta generic protocol command decode.

Fakta lain menunjukkan bahwa berbagai kasus pencurian identitas data pribadi, pembajakan akun, kasus penyebaran virus yang disisipkan dalam web site malwere, yang berimplikasi pada peretasan, kejahatan, fitnah, penistaan maupun pencemaran nama baik sering terjadi.


Perang abad 21