Jokowi Ingatkan Cagub DKI tentang Ajaran Gus Dur

id Presiden

Jokowi Ingatkan Cagub DKI tentang Ajaran Gus Dur

Presiden Jokowi pada Haul KH Abdurrahman "Gus Dur" Wahid ke-7

Para calon gubernur dan wakil gubernur yang hadir pada kesempatan tersebut pun berdiri dan angkat tangan.
Jakarta (Antara NTT) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan ketiga pasangan calon Gubernur DKI yang hadir dalam acara Haul Gus Dur ke-7 tentang ajaran dan filosofi yang pernah diajarkan Presiden RI ke-4 tersebut.

"Ini sekarang hadir di sini, ketiga calon, pasangan calon gubernur DKI hadir semuanya. Diabsen dulu. Katanya tadi yang di sana minta diabsen, silahkan berdiri, semuanya," kata Presiden Jokowi saat memberikan sambutan Haul KH Abdurrahman Wahid ke-7 dan Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Ciganjur, Jakarta, Jumat (23/12) malam.

Para calon gubernur dan wakil gubernur yang hadir pada kesempatan tersebut pun berdiri dan angkat tangan. Ketiga pasangan calon hadir kecuali Sandiaga Uno yang tidak tampak hadir pada kesempatan tersebut.

Atas permintaan para undangan, Presiden Joko Widodo menyempatkan diri mengabsen kehadiran ketiga pasangan calon Gubernur DKI Jakarta tersebut. Ketiga cagub dan cawagub yang hadir adalah Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni, Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat, serta Anies Baswedan.

"Nah, lha mbok ya begitu yang rukun. Wong kita ini kan saudara sebangsa dan se-Tanah Air, persaudaraan yang diajarkan oleh Gus Dur, ingat enggak?," tanya Presiden.

Hadirin pun menyambut ujaran Presiden dengan sangat antusias bahkan beberapa ada yang sempat bersorak. Presiden pun kembali mengingatkan beberapa hal yang pernah dipesankan Gus Dur termasuk agar selalu optimistis dalam memandang Indonesia ke depan.

"Dan menurut saya Gus Dur selalu optimis dalam memandang Indonesia ke depan. Tidak takutan, tidak gumunan. Ketika mengambil keputusan yang rumit, saya teringat kata beliau, gitu aja kok repot," katanya.

Gus Dur, kata Presiden, sebagaimana yang diberitahukan putrinya yakni Yenny Wahid kepada Presiden Jokowi bahwa inspirasi ucapan itu kaidah fikih.

"Permudahlah dan jangan dipersulit. Kita sekarang ini yang mudah dipersulit. Harusnya yang sulit dipermudah. Jangan dibolak balik," kata Presiden.

Dalam Haul ke-7 ini Presiden Joko Widodo berkesempatan menyaksikan pembacaan dan penandatangan Ikrar Ciganjur yakni Ikrar Damai Ummat Beragama Indonesia oleh 9 Pemuka Agama, sebagai bentuk persatuan atas kemajemukan negara Indonesia.

Turut hadir dalam acara tersebut di antaranya Wakil Presiden RI ke-11 Boediono, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian, anggota Wantimpres Sidarto Danusubroto, dan Ibu Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid serta Yenny Wahid selaku tuan rumah.

Tak rela diremehkan
Presiden Joko Widodo menyatakan dirinya percaya jika saja mantan Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur masih hidup, maka dipastikan tidak akan rela konstitusi diremehkan.

"Saya percaya Gus Dur gemes, geregetan, sekelompok orang meremehkan konstitusi, mengabaikan konstitusi yang mengabaikan kemajemukan kita," kata Presiden Jokowi.

Presiden Jokowi juga percaya Gus Dur tak akan suka jika ada sekelompok orang yang memaksakan kehendak dengan aksi kekerasan, termasuk radikalisme dan terorisme, yang akhir-akhir ini banyak terjadi.

"Terutama yang ada di media sosial maupun di dunia nyata. Kita sudah lupa atau lalai, atau tidak mengerti. Tidak bisa membedakan mana yang kritik, mana yang menghina. Mana yang kritik, mana yang menjelekkan. Mana yang kritik, mana yang menghasut," katanya.

Termasuk sulitnya bagi mereka untuk membedakan antara kritik dengan hujatan, ujaran kebencian, bahkan makar.

Jika hal itu diteruskan, kata Presiden, maka energi akan lebih banyak habis untuk hal-hal yang tidak perlu sehingga strategi besar negara justru dilupakan untuk menyejahterakan masyarakat, membangun ekonomi, industri, dan membuka lapangan pekerjaan.

"Kalau almarhum Gus Dur masih, ada yang memberi tahu kita. Kita ini masih kayak anak TK. Pasti digitukan oleh Gus Dur," katanya.

Presiden menegaskan, seharusnya masyarakat di Tanah Air bersyukur ketika banyak negara lain goyah mencari pedoman hidup, Indonesia masih mempunyai Pancasila.

"Seharusnya kita bangun lebih cepat, bergerak bergotong royong lebih cepat sehingga menang persaingan bangsa, berdaulat, mandiri, dan berkepribadian," katanya.