Pemkot Kupang perkuat kolaborasi tangani stunting

id NTT,stunting,kota kupang

Pemkot Kupang perkuat kolaborasi tangani stunting

Penjabat Wali Kota Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur Fahrensy Priestley Funay (ANTARA/Benny Jahang)

Upaya penurunan stunting menjadi komitmen Pemkot Kupang dengan terus berkolaborasi dengan berbagai pihak terkait untuk menekan angka balita stunting...
Kupang (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), memperkuat kerja kolaborasi dengan berbagai pihak guna mempercepat penurunan angka stunting yang saat ini masih pada angka 17,2 persen atau 4.019 balita stunting.

"Upaya penurunan stunting menjadi komitmen Pemkot Kupang dengan terus berkolaborasi dengan berbagai pihak terkait untuk menekan angka balita stunting," kata Penjabat Wali Kota Kupang Fahrensy Priestley Funay di Kupang, Minggu, (22/10/2023).

Dia menjelaskan prevalensi stunting di Kota Kupang dari tahun 2022 hingga 2023 menunjukkan penurunan dari 21,5 persen atau 5.497 balita stunting pada 2022 menjadi 17,2 persen atau tersisa 4.019 balita stunting saat ini.

Pihaknya menargetkan angka stunting terus mengalami penurunan hingga menyentuh 12 persen pada 2024 atau di bawah target nasional.

Fahrensy Priestley Funay menegaskan untuk mencapai target itu maka dibutuhkan kerja kolaborasi dengan menggerakkan semua potensi yang ada, seperti pemerintah kelurahan, camat, Dinas Kesehatan, dan kader-kader posyandu, untuk bersama-sama mengatasi stuting.

"Termasuk masyarakat dan orang tua  untuk lebih serius dalam memberikan asupan gizi bagi anak-anak balita yang sedang dalam proses pertumbuhan, sebagai upaya pencegahan kekurangan gizi anak," katanya. 

Ia juga mendorong para kader-kader posyandu dan tenaga kesehatan di berbagai puskesmas di Kota Kupang untuk meningkatkan kunjungan rutin balita ke posyandu setiap bulan, meningkatkan kunjungan tenaga kesehatan ke sasaran ibu hamil, memberi perhatian serius pada pemberian makanan tambahan dan suplemen, serta edukasi mengenai asupan gizi dan nutrisi yang sesuai.

"Pemberian makanan tambahan dalam kegiatan posyandu perlu terus dilakukan sehingga dapat mencegah adanya kasus anak balita stunting," ujar  Fahrensy Priestley Funay.
.


Baca juga: Pj. Gubernur NTT ajak semua pihak tekan angka stunting

Baca juga: Bupati Mabar tunjuk ayah dan bunda asuh intervensi stunting