Kemenkes bilang kenaikan kasus COVID-19 varian JN.1 masih terkendali

id JN.1,COVID-19,Kemenkes

Kemenkes bilang kenaikan kasus COVID-19 varian JN.1 masih terkendali

Arsip foto - Petugas kesehatan memeriksa oksigen dalam darah seorang pasien sebelum pemberian vaksin COVID-19 di Puskesmas Kelurahan Cilincing I, Jakarta, Selasa (12/1/2021). (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/aww/aa.)

...Jumlah yang dirawat di ICU masih enggak banyak, orang yang sakit saat ini masih belum membutuhkan ICU, karena untuk melihat seberapa berbahaya COVID-19 ini kita melihat tiga aspek, mulai jumlah kasus, jumlah orang yang perlu rawat inap, dan jumlah
Jakarta (ANTARA) -
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Imran Pambudi mengatakan bahwa kenaikan kasus COVID-19 varian JN.1 masih terkendali mengingat belum banyak pasien yang membutuhkan ruang perawatan intensif atau ICU.
 
"Jumlah yang dirawat di ICU masih enggak banyak, orang yang sakit saat ini masih belum membutuhkan ICU, karena untuk melihat seberapa berbahaya COVID-19 ini kita melihat tiga aspek, mulai jumlah kasus, jumlah orang yang perlu rawat inap, dan jumlah orang yang perlu masuk ke ICU," ujar Imran dalam bincang akhir tahun bersama Kemenkes di Jakarta, Selasa, (19/12/2023).
 
Meski begitu, Imran menegaskan bahwa pemerintah tetap melakukan mitigasi untuk mengantisipasi lonjakan kasus akibat JN.1 ini.
 
"Memang ini akhir tahun, jadi kita harus memitigasi karena biasanya akhir tahun meningkat. Selain itu, perusahaan-perusahaan pengiriman kan juga akan tutup, kita sudah sampaikan ke rumah sakit-rumah sakit kalau harus menyiapkan oksigen dan obat-obatannya, itu sudah kami lakukan, sehingga kalau terjadi lonjakan, kita enggak gagap," ujar dia.

Imran juga menyebutkan bahwa hingga saat ini belum ada mutasi baru virus COVID-19, karena varian JN.1 sebenarnya adalah galur (turunan) dari varian Omicron.

Ia menekankan bahwa Kemenkes akan terus bersinergi dengan pemerintah daerah untuk melakukan penjagaan di tempat-tempat wisata mewaspadai lonjakan kasus, karena jumlah pengunjung pasti akan naik pada libur natal dan tahun baru.

"Potensi (peningkatan kasus COVID-19) pasti ada karena orang kan mobilitas ya, tempat-tempat wisata juga penuh, tetapi yang dijaga itu, kita terus memonitor apakah ada kasus baru dengan galur baru selain Omicron, kita selalu memantau tingkat keterisian ICU nya, berapa yang membutuhkan perawatan serius, kalau di rumah sakit itu masih cukup banyak ketersediaan, berarti masih terkendali," ucapnya.

Kemenkes, lanjut dia, juga telah membuat edaran kepada pemerintah daerah untuk memastikan fasilitas kesehatan (faskes) siap dari segi obat-obatan, tenaga kesehatan, maupun logistik.

"Dari Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan (Dirjen Yankes) juga sudah memberikan perhatian, menyampaikan kepada faskes-faskes agar logistik, tenaga kesehatan disiapkan di akhir tahun ini," tuturnya.

Imran juga mengimbau kepada masyarakat agar tetap menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker, mencuci tangan dengan benar, dan mengurangi mobilitas yang tidak penting. Selain itu, bagi yang belum mendapatkan vaksin penguat atau booster juga agar segera menuju ke fasilitas kesehatan terdekat untuk divaksin.

Baca juga: Kemenkes sebut kasus aktif COVID-19 mencapai 6.223 dalam sepekan

Baca juga: Lebih 30 penyakit di dunia bisa dicegah dengan vaksin
 


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kemenkes sebut kenaikan kasus COVID-19 varian JN.1 masih terkendali