Kasus penipuan memang sudah banyak terjadi sejak dulu. Bahkan, penipuan telah menjadi kasus kejahatan yang banyak dialami masyarakat dunia dan kini telah bertransisi ke media daring.
Semakin canggihnya era teknologi saat ini, fenomena penipuan daring pun semakin banyak ditemui. Ketakutan inilah yang menjadi poin utama dalam film “The Beekeeper”.
Melalui film ini, penonton akan diperlihatkan bahwa aksi penipuan tidak pandang bulu. Mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga lansia, semua orang dapat terkena masalah ini jika tidak teliti.
Sepintar apapun seseorang, “The Beekeeper” mengajarkan untuk selalu waspada terhadap kemungkinan apapun. Selain itu, selalu tanyakan kepada orang yang lebih ahli jika menemui permasalahan yang diindikasi sebagai penipuan agar tidak terjadi masalah lebih besar.
Dampak penipuan pun tidak sederhana. Banyak korban yang harus menanggung akibat dari perbuatan oknum penipu, meskipun mereka tidak bersalah.
Terlebih, sosialisasi tentang penipuan daring memang belum se-masif kasus-kasus kejahatan lainnya, sehingga masih banyak masyarakat yang terkecoh dan terjebak dalam aksi penipuan.
Dalam film ini, penonton akan melihat cerdasnya para penipu untuk menggaet korban-korbannya. Setidaknya, penonton mendapat ilmu baru untuk menghindari penipuan daring melalui film ini.
Refleksi konstitusi cacat hukum