Artikel - Dunia cemas menanti bentuk balasan AS terhadap Iran

id konflik timur tengah,serangan drone iran,pos militer as,tower 22,militer amerika,perang gaza,kelompok perlawanan iran,ba,Artikel perang Oleh M Razi Rahman

Artikel - Dunia cemas menanti bentuk balasan AS terhadap Iran

Arsip - Presiden AS Joe Biden menyampaikan pidato di Gedung Putih di Washington, D.C., Amerika Serikat (24/4/2023). (ANTARA/Aaron Schwartz/Xinhua/tm)

langkah yang bijak yang dapat dilakukan adalah dengan menanggulangi pangkal masalah tersebut, bukannya dengan melakukan balasan yang malahan akan semakin meningkatkan intensitas konflik...
Dalam menghadapi Iran, AS memang memiliki berbagai opsi, tetapi perlu disadari bahwa bila AS melakukan invasi skala penuh, kemungkinan adalah opsi yang terburuk yang bisa dilakukan oleh AS karena berbagai hambatan.

Perlu disadari bahwa Iran adalah negara yang sangat luas. Dengan luas 1,64 juta kilometer persegi, Negeri Mullah itu lebih besar daripada banyak negara lain, seperti Mesir, Pakistan, Turki, Prancis, Ukraina, Irak, Jerman, atau Inggris Raya.

Kontur wilayah Iran yang didominasi oleh pergunungan juga dapat menjadi faktor penghalang bagi pasukan yang menyerang negara itu.

Seperti diketahui, di Iran terdapat bentangan alam murni dari barat laut hingga ke selatan yaitu Pegunungan Zagros, di mana serangan yang mengandalkan berbagai kendaraan tempur kemungkinan akan dapat dihambat oleh berbagai kelompok gerilya.

Selain itu, bila suatu negara ingin menyerang Iran dari daerah timur atau dari arah Afghanistan atau Pakistan, maka akan terdapat bentangan alam lainnya, antara lain berupa gurun luas yang akan menghambat berbagai pihak yang ingin menyerang.

Jangan dilupakan bahwa Iran memiliki hubungan erat dengan Rusia, yang saat ini masih terus melakukan serangan dan menduduki sejumlah wilayah di Ukraina, meski AS dan negara sekutu lainnya telah berupaya membantu Ukraina.

Anggaran bantuan militer dari AS saat ini juga sudah sangat penuh dengan alokasi guna membantu Ukraina dan Israel, belum lagi saat ini adanya upaya koalisi sejumlah negara pimpinan AS untuk menanggulangi serangan kelompok Houthi Yaman di Laut Merah.

Selain itu, berdasarkan catatan sejarah pada masa Presiden AS George W Bush, negara AS pernah melakukan serangan ke Afghanistan dan Irak, tetapi sama sekali tidak menyentuh Iran, meski Iran memiliki garis perbatasan langsung, baik dengan Afghanistan maupun Irak.

Pada 2022, survei yang dilakukan lembaga Data for Progress menemukan bahwa 78 persen responden mengatakan pemerintah AS harus menggunakan alat diplomasi terbaiknya untuk “segera mengakhiri program senjata nuklir Iran,” sementara hanya 12 persen setuju dengan pernyataan bahwa Amerika Serikat “harus berperang dengan Iran untuk memperlambat dampak pengembangan senjata nuklirnya.”


Eskalasi masif