"Sementara ini tahap seleksi. Dua pendamping desa wisata ini masing-masing akan mendampingi dan menjadi menjadi fasilitator di Wae Lolos dan Ngalor Kalo Lembor," kata Kepala Disparekrafbud Manggarai Barat Stefanus Jemsifori saat dihubungi di Labuan Bajo, Selasa, (27/2/2024).
Dia menjelaskan pendampingan terhadap desa wisata akan dilakukan hingga Desember 2024.
"Dan terakhir ada peluncuran desa wisata. Setiap bulan akan ada pelatihan dan narasumber dari kami yang urus atau dari fasilitator, tapi tergantung kebutuhan masyarakat desa wisata," katanya.
Menurut dia pendampingan dilakukan untuk memperkuat dan memaksimalkan potensi wisata dan Kelompok Sadar Wisata (pokdarwis) di desa wisata.
"Jadi tidak hanya di Kota Labuan Bajo, kami ingin jual wisata yang siap untuk dinikmati wisatawan. Kami memilih dua desa ini karena sudah siap dari sisi aksesibilitas, amenitas dan atraksi. Jadi spot destinasi yang sudah siap dan pokdarwis dibimbing oleh fasilitator yang berkompeten," katanya.
Menurut dia semua potensi wisata di Manggarai Barat perlu ditingkatkan pemerintah daerah bersama seluruh pihak.
Baca juga: Wolobobo Ngada Festival di Ngada masuk KEN 2024
Baca juga: Wolobobo Ngada Festival di Ngada masuk KEN 2024
"Konsep besarnya bahwa Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) tidak hanya dinikmati masyarakat Kota Labuan Bajo, tapi seluruh masyarakat Manggarai Barat pada umumnya, walaupun terobosan kami secara bertahap tidak semudah membalikkan telapak tangan," katanya.
Baca juga: Dirut BPOLBF: KONTRAS di Parapuar ruang komunitas berkolaborasi
Baca juga: Badan Otorita siapkan SDM internal yang unggul dan profesional
Baca juga: Pemkab Lembata fokus kembangkan sumber daya manusia desa wisata
Baca juga: Dirut BPOLBF: KONTRAS di Parapuar ruang komunitas berkolaborasi
Baca juga: Badan Otorita siapkan SDM internal yang unggul dan profesional
Baca juga: Pemkab Lembata fokus kembangkan sumber daya manusia desa wisata