"Penting sekali kewaspadaan terhadap cuaca ekstrem yang terjadi dimana dampaknya sangat buruk bagi keselamatan," katanya dalam keterangan yang diterima di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai, Rabu (13/3/2024).
Dia meminta warga untuk menjauhi daerah dengan resiko banjir seperti sungai, sungai kecil atau daerah aliran sungai.
Lebih lanjut ia juga meminta warga untuk memperhatikan perkembangan informasi cuaca dari sumber terpercaya.
"Sehubungan dengan kondisi cuaca ekstrem saat ini diimbau kepada seluruh masyarakat Manggarai Timur untuk sementara waktu tidak melaut atau menangkap ikan sampai cuaca kembali normal," katanya.
Menurut dia warga juga harus meningkatkan kekompakan dan selalu menjalin koordinasi dengan sesama warga dan pihak terkait bila terjadi bencana alam akibat cuaca ekstrem.
"Kepolisian siap memberikan bantuan dan koordinasi dalam rangka menghadapi situasi darurat yang mungkin terjadi," katanya.
Sebelumnya Penjabat Bupati Manggarai Timur Boni Hasudungan juga meminta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk siap siaga mengantisipasi dan menangani bencana alam di daerah itu.
Hal tersebut disampaikan karena selama dua hari terakhir 11-12 Maret 2024, di daerah itu mengalami cuaca ekstrem berupa hujan deras yang disertai angin kencang membuat sejumlah wilayah terendam banjir.
Sementara itu Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini bagi masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT) agar meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem hingga 14 Maret 2024.
"Diharapkan masyarakat tidak panik dan lebih mengantisipasi dampak yang ditimbulkan," kata Kepala Stasiun Meteorologi Kelas II El Tari Kupang Sti Nenotek di Kupang, Jumat.
Ia menjelaskan potensi cuaca ekstrem sepekan ke depan disebabkan adanya pusaran angin masuk atau Sirkulasi Siklonik di bagian Barat Daya Australia, sehingga membentuk daerah perlambatan, pertemuan, dan belokan angin di wilayah NTT.
Selain itu, kondisi dinamika atmosfer juga didukung dengan aktifnya fenomena Madden Julian Oscillation (MJO), Gelombang Equatorial Rossby, serta hangatnya suhu permukaan laut dan kelembapan yang cukup basah di tiap lapisan atmosfer.
Hal itu mengindikasikan pasokan uap air di wilayah NTT cukup signifikan mendukung terjadinya peningkatan pertumbuhan awan hujan yang cukup intensif.
"Sehingga, menyebabkan wilayah NTT berpotensi hujan sedang hingga sangat lebat, bahkan hujan ekstrem yang disertai petir dan angin kencang," kata Sti.
Baca juga: BPBD Sabu Raijua evakuasi pohon tumbang akibat angin kencang
Baca juga: Di Kabupaten Kupang tim gabungan evakuasi ibu hamil yang hendak bersalin melewati sungai
Baca juga: BPBD laporkan banjir terjang rumah warga Desa Naibonat
Baca juga: BPBD Sabu Raijua evakuasi pohon tumbang akibat angin kencang
Baca juga: Di Kabupaten Kupang tim gabungan evakuasi ibu hamil yang hendak bersalin melewati sungai
Baca juga: BPBD laporkan banjir terjang rumah warga Desa Naibonat
Potensi cuaca ekstrem ini, ucap Sti, dapat menyebabkan terjadinya bencana hidrometeorologi, seperti hujan ekstrem, banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, dan puting beliung.