BPOLBF-Pemkab Nagekeo bahas rantai pasok untuk dukung perkembangan ekonomi

id BPOLBF, Pemda Nagekeo, Rantai Pasok, pariwisata, ekonomi, Labuan Bajo, Plt Direktur Utama BPOLBF, Frans Teguh

BPOLBF-Pemkab Nagekeo bahas rantai pasok untuk dukung perkembangan ekonomi

Suasana pertemuan BPOLBF dengan Pemda Nagekeo, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) di Mbay, Jumat (15/3/2024). (ANTARA/HO-Divisi Komunikasi Publik BPOLBF)

Kabupaten Nagekeo memiliki potensi sayur dan buah-buahan yang bagus dan baiknya disiapkan rumah potong di Nagekeo, agar dapat lebih memaksimalkan potensi peternakan Nagekeo...
Manggarai Barat, NTT (ANTARA) - Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) dan Pemerintah Kabupaten (Pemda) Nagekeo melakukan pertemuan untuk membahas potensi rantai pasok untuk mendukung perkembangan ekonomi daerah itu dan Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT).
 
"Kabupaten Nagekeo memiliki potensi sayur dan buah-buahan yang bagus dan baiknya disiapkan rumah potong di Nagekeo, agar dapat lebih memaksimalkan potensi peternakan Nagekeo," kata Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama BPOLBF Frans Teguh dalam keterangan yang diterima di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Selasa, (19/3/2024).
 
Pertemuan bersama Penjabat Bupati Nagekeo Raimundus Nggajo di Mbay pada Jumat (15/3).
 
Frans Teguh mengatakan pertemuan tersebut sebagai upaya kolaborasi dengan 11 kabupaten yang menjadi zona koordinatif BPOLBF.
 
Dia menjelaskan rantai pasok makan menjadi salah satu bukti nyata hilirisasi produk pertanian untuk mengakomodasi tingginya kebutuhan bahan baku di Labuan Bajo, dengan Nagekeo sebagai salah satu kabupaten di Pulau Flores yang memiliki potensi pengembangan pariwisata dan ekonomi untuk Pulau Flores.
 
Melihat potensi kolaborasi dalam pembangunan dan pengembangan Kabupaten Nagekeo dan Flores umumnya, lanjut dia, program strategis pembangunan infrastruktur dan aktivasi yang dilakukan Pemda Nagekeo nantinya akan dapat diintervensi oleh pemerintah pusat.
 
“Kami akan mengawal Integrated Tourism Master Plan (ITMP) Labuan Bajo yang dalam rancangannya tidak hanya di Labuan Bajo tetapi juga akan berlokasi di seluruh daratan Flores, sehingga seluruh Flores memiliki justifikasi intervensi pemerintah pusat," katanya.
 
Penjabat Bupati Nagekeo Raimundus Nggajo mengatakan daerah yang dipimpinnya memiliki slogan Hearth of Flores dan memiliki misi pengembangan sebagai pusat layanan, bukan hanya bagi masyarakat Nagekeo namun juga untuk seluruh masyarakat Flores.
 
Menurut dia, secara geografis Kabupaten Nagekeo berada tepat di tengah Pulau Flores yang memungkinkan kemudahan akses menuju barat dan timur Pulau Flores.
 
"Visi pelayanan terintegrasi seluruh Flores yang dicanangkan Kabupaten Nagekeo berkaitan erat dengan penciptaan pusat perkebunan, peternakan dan pembelajaran bagi seluruh Flores," katanya.
 
Ia menjelaskan Kabupaten Nagekeo memiliki potensi utama yaitu perkebunan, pembangunan bandar udara berskala besar, pengelolaan destinasi wisata dalam mendukung perkembangan baik sektor pariwisata maupun sektor ekonomi di Pulau Flores.
 
Ia juga menyadari bahwa perlu adanya intervensi bersama dan kerja kolektif para pengambil kebijakan untuk menggenjot perkembangan ekonomi di daerah itu.

Baca juga: BPOLBF luncurkan TIC sajikan informasi pariwisata terpercaya
 
Ia menambahkan Kabupaten Nagekeo sebagai penghasil sayur, buah dan beras yang memungkinkan daerah itu menjadi salah satu penyokong utama ketersediaan rantai pasok kebutuhan kepariwisataan Labuan Bajo.

Baca juga: BPOLBF-Dispar NTT kolaborasi tingkatkan kompetensi Kadispar di NTT

Baca juga: Badan Otorita Labuan Bajo luncurkan "Calendar of Events" 2024
 
"Nagekeo sedang dalam tahapan perencanaan pengembangan bandar udara, ini akan menjadi bandara konektivitas utama Flores," katanya.