Artikel - Mengejar emas dari Beijing hingga ke Paris

id angkat besi indonesia,pb pabsi,persiapan angkat besi ke olimpiade,olimpiade paris 2024,lifter andalan indonesia,eko yuli

Artikel - Mengejar emas dari Beijing hingga ke Paris

Lifter putra Indonesia Eko Yuli Irawan berlatih dalam pemusatan latihan nasional (Pelatnas) cabang olahraga angkat berat di Mess Kwini, Jakarta, Jumat (26/4/2024). Pemusatan latihan tersebut untuk persiapan Olimpiade Paris 2024. (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/Spt.)

Saya masih penasaran (karena belum meraih medali emas Olimpiade) sehingga masih terus berusaha keras...
Selama empat sesi Olimpiade yang diikuti, Eko mampu menyuguhkan penampilan gemilang dan selalu menjadi langganan penyumbang medali perunggu maupun medali perak untuk Merah Putih.

Ketika mengawali debut di Olimpiade Beijing 2028, ia berhasil mengoleksi medali perunggu pada kelas 56 kilogram (kg), selanjutnya pada Olimpiade 2012 di London juga meraih perunggu pada kelas 62 kg. Sementara, medali perak ia raih pada Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro pada kelas 62 kg dan Olimpiade 2020 di Tokyo pada kelas 61 kg.

Dari semua ajang itu, ia belum pernah mengoleksi medali emas sehingga membuat tekadnya semakin kuat untuk menggapai puncak prestasi pada Olimpiade Paris 2024 pada Juli mendatang.

"Saya masih penasaran (karena belum meraih medali emas Olimpiade) sehingga masih terus berusaha keras," ujarnya.

Kekuatan tekad untuk menggapai tujuan besar itu menggerakkan Eko untuk terus bekerja keras  memantapkan persiapan selama masa pemusatan latihan. Ia tak ingin ada cacat sekecil apa pun dalam penampilannya.

Selain terus mengasah kemampuan, Eko juga memanfaatkan waktu tiga bulan tersisa menuju Olimpiade Paris untuk memulihkan cedera lutut kaki.

Eko memang selalu mengalami cedera dalam masa persiapan ke Olimpiade, seperti cedera hamstring saat Olimpiade Beijing, keretakan to ulang kering saat Olimpiade London.

Selain itu, cedera lutut saat persiapan Olimpiade Rio de Janeiro, rintangan lain saat Olimpiade Tokyo yang berlangsung di tengah pandemi COVID-19, serta cedera lutut saat persiapan menuju Olimpiade Paris.

Badai cedera yang kerap melanda membuatnya selalu merasakan keanehan karena setiap Olimpiade selalu saja ada rintangan yang tak mudah.

"Tapi ya harus kita lewati dan alhamdulillah selama ini masih bisa terlewati dan mudah-mudahan kali ini bisa lebih dari itu," tuturnya.

Eko mengaku semakin percaya diri bakal tampil dalam Olimpiade dengan kondisi yang prima karena masa pemulihan kondisi cedera lututnya berjalan lancar atau secara presentasi sudah sekitar 70 persen.

Selain menuntaskan pemulihan dan mematangkan teknik, ia juga terus membangun mentalnya agar untuk mengejar asa meraih emas yang belum tercapai sejak Olimpiade Beijing 2008 silam.

"Saya ingin saat di panggung Olimpiade Paris bisa tampil tanpa beban, yang terpikir hanya menampilkan gerakan terbaik," ujarnya.

Optimisme