Opini - Ketegangan geopolitik dan kebijakan bertetangga baik

id Asian way,geopolitik,politik global,ukraina,palestina,perdamaian dunia,Opini,Telaah Oleh Dr Taufan Hunneman*)

Opini - Ketegangan geopolitik dan kebijakan bertetangga baik

Batalion Indonesia yang tergabung dalam Pasukan Perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa di Lebanon (UNIFIL) menggelar patroli di sepanjang perbatasan Lebanon dan Israel pada 23 April 2020. UN/Pasqual Gorriz

Sikap saling menghormati dan menghargai menjadi pintu masuk dalam penyelesaian sengketa wilayah yang terjadi...
Jakarta (ANTARA) - Menguatnya tarikan geopolitik dan berlarutnya sejumlah konflik bersenjata, sebagaimana terjadi di Palestina dan Ukraina, menjadikan situasi dunia seperti menuju temaram.

Dunia tengah menghadapi tantangan yang kian kompleks dan rumit. Itu sebabnya dalam forum Shangri-La Dialogue di Singapura, awal Juni lalu, Menteri Pertahanan yang juga presiden terpilih Prabowo Subianto, menyampaikan ajakan untuk kembali membangun perdamaian dan menciptakan stabilitas global, termasuk mengelola rivalitas kekuatan-kekuatan utama dunia.

Tiga prinsip yang disampaikan Prabowo dalam forum tersebut adalah kemauan hidup berdampingan dengan damai (coexistence), kolaborasi, serta membangun kompromi.

Untuk itu, Indonesia mendorong pentingnya dialog yang inklusif, menjalin kerja sama konkret, seraya terus-menerus memperkuat implementasi hukum-hukum internasional.

Prabowo memastikan, sebagai negara nonblok, Indonesia tidak akan berpihak kepada poros tertentu.

Menurut Prabowo, Indonesia akan lebih mengedepankan sikap saling menghormati eksistensi, martabat, dan kedaulatan setiap negara, mengingat tidak ada satu narasi tunggal untuk semua hal.


Bertetangga baik