"Dengan dibukanya penerbangan internasional ini, kami mengajak seluruh pihak untuk terus bersinergi dalam memberikan pelayanan prima, karena ini bukan semata-mata untuk menambah jumlah kunjungan wisatawan secara kuantitas saja tetapi juga mendorong seluruh pihak terkait untuk makin meningkatkan kualitas layanan pengunjung," katanya dalam keterangan yang diterima di Kupang, Kamis, (5/9).
Ia menambahkan pelayanan prima yang diberikan kepada pengunjung akan berdampak pada lebih dikenalnya Labuan Bajo, Flores, dan Nusa Tenggara Timur (NTT) sebagai destinasi wisata kelas dunia yang mengedepankan mutu pelayanan yang berkualitas.
"Kolaborasi yang solid antar semua pihak menjadi sangat penting," ujar Frans.
Ia menjelaskan seluruh stakeholder tidak saja di Manggarai Barat tetapi juga di seluruh NTT perlu bersama-sama meningkatkan kualitas layanan di berbagai sektor, mulai dari transportasi, akomodasi, hingga layanan publik lainnya.
Adanya penerbangan internasional di Labuan Bajo, lanjut dia, juga membuka berbagai peluang termasuk peluang ekspor dan penyebaran aktivitas wisatawan yang tidak hanya terpusat di Labuan Bajo.
"Daerah-daerah di NTT yang merupakan penghasil komoditas unggulan memiliki potensi yang besar untuk memanfaatkan penerbangan internasional sebagai sarana memperluas akses pasar dan mempermudah distribusi produk-produk unggulan ke pasar luar negeri," katanya.
Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Komodo Ceppy Triono dalam penerbangan perdana rute Kuala Lumpur-Labuan Bajo oleh maskapai AirAsia mengatakan setelah peralihan status Bandara Komodo sesuai Keputusan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 31 tahun 2024 tentang Penetapan Bandar Udara Internasional pihaknya secara berkala melengkapi aktivitas pendukung dalam meningkatkan kualitas pelayanan di Bandara Internasional Komodo.
"Kami sudah secara perlahan membenahi dan melengkapi sarana dan prasarana serta fasilitas untuk melayani penerbangan internasional dengan berkoordinasi dengan pihak Bea Cukai, Imigrasi, Badan Karantina Indonesia dan pihak terkait lainnya guna menciptakan kualitas pelayanan yang bagus dan nyaman bagi wisatawan yang berkunjung," katanya.
Sementara itu Kepala Kantor Imigrasi Labuan Bajo Jaya Mahendra menjelaskan dalam rangka mendukung optimalisasi layanan internasional di Bandara Komodo Labuan Bajo pihaknya telah melakukan peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) bagi frontline petugas imigrasi dan telah menempatkan empat petugas untuk melayani pemeriksaan keimigrasian di bandara.
Selain itu, kata dia, Kantor Imigrasi Labuan Bajo juga telah melakukan evaluasi setelah sebelumnya dilakukan uji coba baik sebelum penerbangan internasional berlangsung maupun setelah penerbangan perdana dilakukan sehingga pihak imigrasi dapat memberikan layanan prima kepada para penumpang.
Prinsip pemeriksaan keimigrasian tersebut harus memastikan bahwa penumpang asing yang masuk ke Indonesia itu sesuai dengan tujuannya, dokumennya lengkap, dan tidak masuk dalam daftar cekal.
Baca juga: BPOLBF: Pengembangan Parapuar Labuan Bajo menggunakan pendekatan 3ECNC
Baca juga: BPOLBF: Pengembangan Parapuar Labuan Bajo menggunakan pendekatan 3ECNC
"Kantor imigrasi Labuan Bajo juga telah melakukan trial sebelum penerbangan internasional perdana kemarin, untuk pendaratan kedua hari ini dan berdasarkan evaluasi dari penerbangan perdana kemarin, kami merubah alur atau jalur antrian yang terpisah antara warga negara Indonesia, pemegang visa on arrival, pemegang elektronik visa on arrival maupun warga negara asing yang all nation atau all passport," katanya.
Baca juga: BPOLBF gelar forum bersama diaspora NTT di Jakarta dukung investasi
Baca juga: BPOLBF gelar forum bersama diaspora NTT di Jakarta dukung investasi
Kantor Imigrasi Labuan Bajo juga telah meningkatkan kapasitas jaringan internet menjadi 300 mbps untuk mempercepat proses layanan di bandara.