Labuan Bajo (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Manggarai Barat (Mabar), Nusa Tenggara Timur (NTT) berkomitmen menyiapkan tenaga kerja yang terampil guna mendukung perkembangan sektor pariwisata di destinasi pariwisata super prioritas (DPSP) Labuan Bajo.
"Dalam empat tahun terakhir kami konsisten selalu mengadakan pelatihan di balai latihan kerja (BLK)," kata Bupati Manggarai Barat Edistasius Endi di Labuan Bajo, Selasa.
Ia menambahkan selama empat tahun terakhir mayoritas lulusan dari berbagai kategori pelatihan kompetensi di BLK terserap dalam dunia industri di Labuan Bajo, termasuk industri pariwisata.
"Semua yang keluar dari BLK yang selama ini diberikan pelatihan dan edukasi 86 persen terserap di hotel dan restoran dan yang 14 persen lainnya yang tidak terserap kurang lebih mereka berwirausaha," katanya.
Dalam keterbatasan anggaran pemerintah daerah, pihaknya setiap tahun selalu menganggarkan dana untuk pelatihan dan peningkatan kompetensi di BLK Manggarai Barat.
Hal tersebut, kata dia, dilakukan agar terus meningkatkan kompetensi calon pencari kerja agar siap bersaing dan terserap di industri kerja di Labuan Bajo.
"Dalam kondisi celah fiskal yang minim, sebagai bentuk konkret terhadap tenaga kerja kami selalu menyiapkan anggaran untuk pelatihan, termasuk tahun depan celah fiskal kami yang minim, tidak hanya minim tapi nyaris itu tidak ada, tapi untuk biaya pelatihan kami selalu siapkan," katanya.
Kepala Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi Koperasi (Disnakertranskop) dan UMKM Manggarai Barat Theresia Asmon mengatakan sejumlah BLK di Labuan Bajo telah meluluskan 644 orang sejak 2022 hingga Oktober 2024 guna mendukung perkembangan sektor pariwisata.
Sebanyak 644 orang itu terdiri atas 348 laki-laki dan 296 perempuan. Saat ini 84 persen dari mereka atau 540 orang sudah bekerja di industri dan ada juga yang berwirausaha.
Sejumlah BLK di Labuan Bajo tersebut yakni Unit Pelayanan Teknis Daerah (UPTD) BLK Kabupaten Manggarai Barat dan BLK yang dimiliki komunitas dan sekolah di Labuan Bajo seperti BLK Seminari, BLK Susteran Dian Yosefa, BLK SMK Stella Maris, BLK Susteran Gorontalo serta bekerja sama dengan beberapa SMK di Manggarai Barat untuk jurusan pelatihan tertentu.
"Kami berkolaborasi dengan beberapa BLK yang dikelola komunitas dan SMK karena fasilitas mereka yang mendukung pelatihan," ujarnya.
Pendanaan kegiatan pelatihan, katanya, berasal dari pemerintah pusat melalui Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) Lombok Timur yang memberikan sejumlah paket pelatihan berbasis kompetensi bagi Labuan Bajo sebagai Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP).
Sejumlah pelatihan yang telah diberikan, di antaranya pelatihan kuliner, pengolahan kopi, menjahit, servis AC dan kelistrikan, pelatihan tour guide, sovenir dan handicraft, bahasa asing, food and beverage, houskeeping, otomotif, tekonologi informasi dan komunikasi, tata rias, fotografi dan pelatihan lainnya untuk mendukung pengembangan sektor pariwisata di Labuan Bajo.
"Yang buat sangat cepat penempatan kerja adalah ada skema pemagangan, jadi setelah latihan ada pemagangan industri untuk prioritas destinasi wisata selama lima bulan, jadi kami naikan levelnya hingga pemagangan industri," katanya.
Untuk meningkatkan daya serap lulusan BLK di dunia kerja, katanya, secara reguler dilakukan juga bursa kerja sehingga pencari kerja dapat melamar di berbagai perusahaan yang bergerak dalam industri pariwisata di Labuan Bajo.
Ia mengatakan minat pelamar untuk mengikuti pelatihan dinilai cukup tinggi, karena paket pelatihan yang ditawarkan disesuaikan dengan kebutuhan industri pariwisata di Labuan Bajo.

