Artikel - Momentum Garuda Muda menguji ketajaman
...Jumlah penduduk Indonesia dan Timor Leste itu berbeda. Timor mungkin hanya satu juta, tetapi Indonesia ratusan juta. Ada banyak talenta di sini. Saat ini tidak bisa dibandingkan Indonesia dan Timor, ujar Gopal Krishnan
Di atas kertas, Dony Tri Pamungkas dan kawan-kawan diunggulkan saat bersua Timor Leste. Jawara Piala AFF U-19 2024 lalu ini memang masih terlalu perkasa di hadapan Timor Leste.
Dalam pertemuan terakhir, Garuda Muda mampu menggilas sang tetangga dengan skor 6-2 pada babak fase grup Piala AFF U-19 2024 yang berlangsung di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya pada Juli lalu.
Berkaca dari susunan pemain di pertemuan terakhir, baik Indonesia maupun Timor Leste tak mempunyai perubahan skuad yang signifikan saat melakoni Kualifikasi Piala Asia U-20 2025 kali ini.
Di laga menghadapi Timor Leste, tentu menjadi ujian untuk Indra Sjafri agar mampu menemukan segera formula terbaik di lini depan agar bisa mengkonversi gol dengan persentase peluang sekecil mungkin.
Permainan distribusi bola yang tepat serta transisi cepat yang kerap ditunjukkan Garuda Muda saat menghadapi Maladewa membutuhkan kemampuan eksplosif dari para pemain depan untuk bisa mengancam lawan.
Menghadapi Maladewa, Indra Sjafri yang semula menggunakan formasi 3-4-3 dan berubah menjadi 3-5-2 saat memasuki babak kedua kerap bertumpu pada dua lini sayap yang diisi oleh Dony Tri Pamungkas dan Mufli Hidayat.
Kurang tajamnya lini depan mengkonversi peluang dalam pertandingan pertama, tentu menjadi PR utama. Meski demikian peran sentral dari lini kedua Garuda Muda juga layak diperhitungkan untuk menjadi opsi kala lini serang buntu.
Dari pertandingan menghadapi Maladewa, duat Aditya Warman dan Tony Firmansyah di lini tengah selain tampil solid juga mampu menjadi pembeda usai keduanya sama-sama mencatatkan namanya di papan skor.
Lalu kurang agresifnya lini serang yang kerap buntu dalam skema permainan terbuka, Garuda Muda masih mempunyai opsi untuk bisa mengoptimalkan eksekusi-eksekusi bola-bola mati. Terlihat di dua gol Indonesia juga melalui skema bola mati yang dicatatkan oleh gelandang Figo Dennis sedangkan satu gol lagi disumbangkan oleh Jens Raven.
Indra Sjafri pun mengungkapkan bahwa permainan bagus bukanlah penentu pertandingan namun hasil akhir yakni kemenangan yang paling berpengaruh.
"Main bagus saja enggak cukup. Yang penting di sepak bola itu menang. Bagus main tapi enggak menang untuk apa?," ujar Indra Sjafri.
Menghadapi Timor Leste yang secara skema permainan juga sudah akrab dengan punggawa Garuda Muda tentu pertandingan kedua kali ini juga menjadi momentum untuk sebaik mungkin mencetak gol sebanyak-banyak agar bisa memperlebar jarak konversi gol dari Yaman.
Waspada serangan balik
Dalam pertemuan terakhir, Garuda Muda mampu menggilas sang tetangga dengan skor 6-2 pada babak fase grup Piala AFF U-19 2024 yang berlangsung di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya pada Juli lalu.
Berkaca dari susunan pemain di pertemuan terakhir, baik Indonesia maupun Timor Leste tak mempunyai perubahan skuad yang signifikan saat melakoni Kualifikasi Piala Asia U-20 2025 kali ini.
Di laga menghadapi Timor Leste, tentu menjadi ujian untuk Indra Sjafri agar mampu menemukan segera formula terbaik di lini depan agar bisa mengkonversi gol dengan persentase peluang sekecil mungkin.
Permainan distribusi bola yang tepat serta transisi cepat yang kerap ditunjukkan Garuda Muda saat menghadapi Maladewa membutuhkan kemampuan eksplosif dari para pemain depan untuk bisa mengancam lawan.
Menghadapi Maladewa, Indra Sjafri yang semula menggunakan formasi 3-4-3 dan berubah menjadi 3-5-2 saat memasuki babak kedua kerap bertumpu pada dua lini sayap yang diisi oleh Dony Tri Pamungkas dan Mufli Hidayat.
Kurang tajamnya lini depan mengkonversi peluang dalam pertandingan pertama, tentu menjadi PR utama. Meski demikian peran sentral dari lini kedua Garuda Muda juga layak diperhitungkan untuk menjadi opsi kala lini serang buntu.
Dari pertandingan menghadapi Maladewa, duat Aditya Warman dan Tony Firmansyah di lini tengah selain tampil solid juga mampu menjadi pembeda usai keduanya sama-sama mencatatkan namanya di papan skor.
Lalu kurang agresifnya lini serang yang kerap buntu dalam skema permainan terbuka, Garuda Muda masih mempunyai opsi untuk bisa mengoptimalkan eksekusi-eksekusi bola-bola mati. Terlihat di dua gol Indonesia juga melalui skema bola mati yang dicatatkan oleh gelandang Figo Dennis sedangkan satu gol lagi disumbangkan oleh Jens Raven.
Indra Sjafri pun mengungkapkan bahwa permainan bagus bukanlah penentu pertandingan namun hasil akhir yakni kemenangan yang paling berpengaruh.
"Main bagus saja enggak cukup. Yang penting di sepak bola itu menang. Bagus main tapi enggak menang untuk apa?," ujar Indra Sjafri.
Menghadapi Timor Leste yang secara skema permainan juga sudah akrab dengan punggawa Garuda Muda tentu pertandingan kedua kali ini juga menjadi momentum untuk sebaik mungkin mencetak gol sebanyak-banyak agar bisa memperlebar jarak konversi gol dari Yaman.
Waspada serangan balik