Jakarta (ANTARA) -
Selain itu, pernyataan dari beberapa pejabat bank sentral AS atau Fed mendorong penguatan dolar AS. Salah satu pejabat Fed, Neel Kashkari, menyatakan bahwa ia mendukung laju pemotongan suku bunga kebijakan yang lebih lambat untuk kuartal ini.
Selain itu, ia mempertanyakan apakah suku bunga netral seharusnya lebih tinggi dari proyeksi Fed, dengan mempertimbangkan resiliensi indikator ekonomi AS.
Nada serupa mengenai suku bunga netral juga datang dari pejabat Fed lainnya, Mary Daly. Ia memperkirakan suku bunga netral mendekati 3 persen. Pejabat Fed lainnya, Jeffrey Schmid, setuju pada laju pemotongan suku bunga kebijakan yang lebih lambat.
Menurut Josua, pernyataan mereka menegaskan bahwa beberapa pejabat Fed mendukung pemotongan suku bunga kebijakan yang lebih lambat ke depannya dan suku bunga netral yang lebih tinggi.
Sinyal dari pejabat Fed tersebut meningkatkan permintaan dolar AS, dan meningkatkan imbal hasil (yield) US Treasury. Pada akhir sesi perdagangan Senin, Indeks Dolar AS terapresiasi sebesar 0,50 persen menjadi 104,01, dan yield US Treasury 10-tahun naik sebesar 11 basis poin (bps) menjadi 4,20 persen.
Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Selasa melemah ke level Rp15.560 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.465 per dolar AS.
Baca juga: Rupiah menguat menjelang pelantikan Presiden