Artikel - Menafsir taktik Shin Tae-yong
Shin Tae-yong kerap menggunakan taktik tiga bek tengah dalam formasi 3-4-3 atau 3-5-2 yang bisa dengan mudah bertransisi ke dalam skema 5-4-1 atau 5-3-2 ketika dalam posisi bertahan...
Di era sepak bola modern yang menekankan sepak bola menyerang dan kreatif, notabene mayoritas klub selalu menggunakan skema formasi empat bek dengan dua bek tengah sejajar.
Skema tiga bek dianggap telah usang karena dalam formasi ini, tim cenderung menekankan aspek bertahan dan bermain terstruktur untuk menjaga ruang di sepertiga akhir lini pertahanan mereka sendiri.
Tapi di era modern ini terdapat dua pelatih papan atas yakni pelatih Inter Milan, Simone Inzaghi dan pelatih Bayer Leverkusen, Xabi Alonso yang terbilang sukses menerapkan skema formasi tiga bek tengah sejajar sebagai pakem permainan.
Baik Simone Inzaghi dan Xabi Alonso dalam situasi menyerang, menekankan posisi tiga bek agar lebih bermain ke depan untuk membongkar skema lawan dan memberikan opsi umpan dalam pendistribusian bola.
Fungsi dari bek tengah dalam skema ini juga memungkinkan para pemain bertahan di lini tengah menjadi peran pemotong serangan pertama dalam serangan balik lawan.
Fungsi dari bek tengah dalam skema ini juga memungkinkan para pemain bertahan di lini tengah menjadi peran pemotong serangan pertama dalam serangan balik lawan.
Simone Inzaghi dengan skema 3-5-2 dan Xabi Alonso dengan skema 3-4-3, menerapkan gaya sepak bola yang lebih fleksibel dengan tiga bek yang tidak hanya membentuk lini sejajar dalam bertahan jika dibandingkan dengan skema tiga bek lama.
Skema tiga bek kerap menjadi antitesis atau musuh utama skema permainan yang menekankan total football. Misalnya di musim ini, Inter Milan sudah membuat gigit jari Manchester City (seri 0-0) dan Arsenal (menang 1-0) di pertandingan Liga Champions.
Dalam dua laga tersebut, skema taktik yang ditekankan Simone Inzaghi yakni menjaga ruang antar lini dan terbukti efektif bisa meredam permainan Manchester City dan Arsenal yang memiliki tipikal gaya permainan yang menekankan penguasaan bola.
Hal serupa juga terjadi dengan Bayer Leverkusen, yang mampu menahan imbang Bayern Muenchen, 1-1 pada pertandingan Liga Jerman. Dalam skema formasi yang diterapkan Xabi yakni melakukan pressing tinggi dengan tetap menjaga jarak antar lini agar mampu mempersempit ruang permainan Bayern Muenchen yang juga menekankan skema penguasaan bola.
Kembali dalam skema tiga bek di timnas Indonesia, tentu dari segi materi pemain STY tak dibekali pemain-pemain bertahan sekaliber pemain bertahan yang berada di Inter Milan maupun Bayer Leverkusen yang kini bisa dibilang merupakan pemain bertahan kelas satu.
Tapi dalam skuad Garuda terdapat pemain-pemain yang mempunyai karakter yang sama dengan gaya bermain dari bek-bek modern di skema tiga bek tersebut, yakni sebagai bek tengah yang "hybrid" atau bisa difungsikan sebagai stopper maupun melakukan build up.
Sebut saja Kevin Diks, bersama dengan klubnya FC Copenhagen musim ini pemain berusia 28 tahun tersebut telah mencatatkan dua assits dengan rerata umpan berhasil mencapai 89 persen dari total 14 pertandingan yang telah dilakoni.
Dari aspek bertahan, Diks juga mempunyai catatan yang menjanjikan dengan melakukan rerata 1,8 tekel per laga dan 0,7 intersepsi per laga.
Lalu juga terdapat Jay Idzes bersama dengan klubnya Venezia yang mencatatkan rerata akurasi umpan berhasil mencapai 88 persen dari sepuluh pertandingan.
Baca juga: Artikel - Momentum Garuda Muda menguji ketajaman
Baca juga: Artikel - Momentum Garuda Muda menguji ketajaman
Dalam skema tiga bek tengah ini memang menuntut kedisiplinan tinggi dari setiap pemain untuk saling menjaga bentuk formasi.
Kini skema tiga bek ala Shin Tae-yong tengah mendapat ujian berat kala bersua Jepang pada pertandingan kelima putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Jumat pukul 19.00 WIB.
Baca juga: Artikel - Satu poin yang membangkitkan optimisme
Baca juga: Artikel - Satu poin yang membangkitkan optimisme
Bukan tidak mungkin skema tiga bek racikan dari mantan pelatih Korea Selatan tersebut mampu menjadi antitesis dari gaya permainan Samurai Biru yang merupakan tim dengan gaya permainan yang menekankan strategi penguasaan bola.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Menafsir taktik Shin Tae-yong