Kupang (ANTARA) - Akademisi dari Universitas Widya Mandira (Unwira) Kupang Mikhael Rajamuda apresiasi keputusan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Kupang terpilih dr. Christian Widodo dan Serena Francis yang menolak pengadaan kendaraan dinas baru.
"Keputusan wali kota dan wakil wali kota terpilih adalah cara berpikir transformasional," katanya kepada wartawan saat ditemui di ruang kerjanya di Kupang, Rabu, (22/1).
Hal ini disampaikannya ketika ditanya pendapatnya tentang keputusan Christian dan Serena yang sudah terang-terangan menolak pengadaan kendaraan dinas yang baru.
Mikhael mengatakan bahwa pada umumnya pejabat di Indonesia khususnya di Kota Kupang aji mumpung menggunakan kesempatan untuk bisa mendapatkan fasilitas negara.
"Mereka tidak berpikir lagi bahwa uang itu dari negara yang mana dihasilkan melalui pajak masyarakat," ujar dia.
Mikhael yang juga pengamat politik tersebut menilai apa yang dilakukan oleh pasangan wali kota dan wakil wali kota terpilih adalah cara berpikir yang melampaui.
"Penolakan dr.Cristian Widodo dan Serena Cosgrova Francis Menurut saya luar biasa sebuah sikap yang patriotik," tegasnya.
Dia menambahkan bahwa Christian dan Serena adalah orang-orang yang tidak hanya berpikir tentang dirinya sendiri,tetapi hanya berpikir tentang kepentingan masyarakat Kota Kupang.
Penolakan tersebut tambah dia, diperkirakan akan menghemat anggaran daerah yang bisa mencapai Rp3 miliar.
"Sebaiknya dana ini dialokasikan untuk beberapa faktor karena di NTT masih banyak mengalami kekurangan dana untuk pembangunan," ujar dia.
Anggaran mencapai miliaran itu ujar dia bisa digunakan untuk kebutuhan dasar masyarakat mulai dari air bersih,jalan, listrik dan pendidikan, kesehatan serta gaji guru yang rendah.
Dengan demikian tindakan dr.Christian Widodo dan Serena Cosgrova Francis dapat dicontoh oleh kepala daerah lain.
Baca juga: Wali Kota-Wawali Kupang terpilih tolak pengadaan mobil dinas baru
Baca juga: Dinas Sosial Butuh Mobil Rescue