Kupang, NTT (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah Nusa Tenggara Timur mengajak seluruh pihak di Provinsi NTT memperkuat pemulihan ekonomi daerah pada 2025, sehingga dapat tumbuh kembali di atas 5,0 persen per tahun.
"Perekonomian NTT tahun 2025 diperkirakan dapat tumbuh lebih tinggi dibandingkan tahun 2024, yaitu pada kisaran 3,65-4,25 persen (yoy). Prakiraan tersebut juga didukung dengan laju inflasi tahun 2025 yang terjaga dalam sasarannya," kata Kepala Bank Indonesia Wilayah NTT Agus Sistyo Widjajati di Kupang, NTT, Selasa.
Pada 2024, pertumbuhan ekonomi NTT berada pada angka 3,73 persen year on year (yoy).
Menurut dia, di sela acara "Duduk Ba Omong: Transformasi Ekonomi NTT yang Mandiri, Maju, dan Berkelanjutan" yang digelar BI NTT, diperlukan sinergi dan kolaborasi seluruh mitra utama Bank Indonesia dalam program-program mendorong perekonomian Provinsi NTT lebih tinggi.
Optimalisasi sektor pertanian dapat menjadi langkah awal dalam loncatan perekonomian Provinsi NTT. Sebagai sektor utama yang memberikan sumbangan ekonomi dan serapan tenaga kerja terbesar, produktivitas sektor pertanian di Provinsi NTT masih belum optimal dan rentan terhadap risiko iklim, jumlah luas sawah dengan irigasi saat ini baru sebanyak 55 persen dari total lahan sawah di Provinsi NTT, sehingga indeks pertanaman di Provinsi NTT masih belum optimal dan dapat ditingkatkan.
Bank Indonesia secara proaktif mendukung penguatan sektor pertanian NTT dengan bantuan sarana prasarana pertanian, penerapan Good Agricultural Practices (GAP), dan digitalisasi pertanian.
Ia melanjutkan faktor pendorong yang dapat meningkatkan perekonomian NTT di tahun 2025 ini adalah perbaikan produktivitas pangan, normalisasi kondisi cuaca dan iklim.
Kemudian, juga peningkatan investasi pada sektor pariwisata dan energi, keberlanjutan pembangunan proyek strategis nasional (PSN) serta perluasan pasar ekspor antarprovinsi atau perdagangan antardaerah.
Dengan upaya-upaya tersebut, BI NTT yakni pertumbuhan ekonomi akan meningkat pada 2025.