Kupang (ANTARA) - Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Melki Laka Lena mengatakan kepergian Paus Fransiskus merupakan kehilangan yang sangat besar.
“Duka cita yang mendalam atas wafatnya pemimpin tertinggi Gereja Katolik, Paus Fransiskus,” katanya di Kupang, Senin, di sela-sela acara Pawai Paskah Pemuda Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) di Kota Kupang, Senin.
Ia mengatakan kepergian pemimpin tertinggi umat Katolik dunia itu tidak hanya merupakan kehilangan besar bagi umat Katolik, tetapi juga bagi dunia secara luas.
Menurutnya, Paus Fransiskus merupakan sosok yang memiliki kepedulian tinggi terhadap kelompok-kelompok yang terpinggirkan.
“Paus Fransiskus dalam kehidupannya selalu memberikan pesan kuat tentang pentingnya menghargai mereka yang terpinggirkan, orang-orang yang mungkin terlupakan atau diabaikan dalam berbagai aspek kehidupan sosial, ekonomi, maupun politik di tingkat global,” ucapnya.
Melki mengenang momen ketika Paus Fransiskus membasuh kaki para pengungsi pada misa Kamis Putih sebagai simbol kepedulian terhadap mereka yang terlupakan.
Ia menekankan Paus tidak hanya hadir secara simbolik, tetapi sungguh menyapa dan mendampingi kelompok-kelompok marginal, termasuk mereka yang terpinggirkan karena orientasi seksual ataupun kondisi sosial ekonomi.
Ketika berkunjung ke Jakarta dan mengunjungi Masjid Istiqlal, Paus Fransiskus juga memberikan pesan kuat tentang pentingnya perdamaian dan kebersamaan lintas iman.
“Ia mengajarkan kita untuk menjahit kebersamaan dengan semua orang yang berkehendak baik,” kata Gubernur Melki.
Ia mendoakan agar Paus Fransiskus mendapatkan tempat terbaik di sisi Tuhan dan semua warisan semasa hidupnya dapat dilanjutkan oleh umat Katolik maupun seluruh umat manusia.
Paus Fransiskus pemimpin Gereja Katolik Roma meninggal dunia dalam usia 88 tahun pada Senin.
Menurut laporan Vatican News, Kardinal Kevin Farrell mengumumkan Paus Fransiskus meninggal di kediamannya pada 7:35 pagi waktu Vatikan.
“Hidupnya telah dibaktikan bagi melayani Tuhan dan Gereja. Beliau telah mengajarkan kita supaya hidup dengan nilai-nilai Injil dengan iman, keberanian, dan cinta kasih bagi semua, terutama kepada mereka yang paling miskin dan terpinggirkan,” ucap Kardinal Farrell.
Pada awal Februari 2025 Paus Fransiskus dirawat di Rumah Sakit Gemelli setelah menderita bronkitis selama beberapa hari. Kondisi klinis pemimpin Gereja Katolik tersebut semakin memburuk, dan pada Selasa (18/2), Paus didiagnosis menderita pneumonia bilateral.
Paus Fransiskus akhirnya pulang ke kediamannya setelah dirawat selama 38 hari.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Gubernur NTT: Wafatnya Paus Fransiskus kehilangan yang sangat besar