BPBD NTT imbau masyarakat waspadai cuaca ekstrem

id Longsor

BPBD NTT imbau masyarakat waspadai cuaca ekstrem

Seorang ibu bersama anaknya menangis histeris saat ditemukannya seorang sanak saudaranya yang tertimbun longsor di kampung Culu, Kecamatan Mbliling, Kabupaten Manggarai Barat. (ANTARA Foto/Humas BPBD Manggarai Barat)

Kupang (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), mengimbau masyarakat daerah itu, untuk tetap waspada terhadap cuaca ekstrem yang berpotensi menimbulkan bencana banjir dan tanah longsor.

Imbauan itu menyusul prakiraan cuaca yang menyebutkan bahwa, dalam beberapa hari ke depan ini, wilayah itu masih berpotensi dilanda cuaca ekstrem, kata Kepala BPBD Provinsi NTT, Thomas Bangke, Selasa (12/6).

Dalam dua pekan terakhir ini, sejumlah wilayah di NTT dilanda angin puting beliung, dan menyebabkan ratusan rumah warga mengalami kerusakan.

"Kami mengimbau masyarakat yang menetap pada daerah pesisir pantai maupun hilir sungai untuk tatap waspada terhadap berbagai perubahan cuaca ekstrim, yang berpotensi menimbulkan bencana alam," katanya.

Selain itu, BPBD Provinsi NTT juga meminta pemerintah kabupaten untuk tetap mengaktifkan Posko Bencana.

Keberadaan Posko Bencana ini penting, untuk memantau berbagai kejadian alam yang berdampak pada bencana, terutama di daerah lereng perbukitan dan pesisir pantai.

Apabila terjadi bencana, agar segera dilakukakn upaya penangan darurat terhadap setiap korban bencana alam di masing-masing daerah.

Pemerintah kabupaten/kota juga perlu secara cepat melaporkan kepada Pemerintah Provinsi Nusa tenggara Timur melaui Posko Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah NTT, kata Thomas Bangke.

Masih berlanjut
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun EL Tari, Bambang Santiajid secara terpisah mengingatkan, potensi bencana hidrometeorologi masih akan berlanjut dalam beberapa hari ke depan.

Kondisi ini disebabkan karena Madden-Julian Oscillation (MJO), diprakirakan mulai bergerak merambat ke wilayah Timur, memasuki wilayah Indonesia, katanya

"Pada 8-18 Maret 2019, Madden-Julian Oscillation (MJO) yang tumbuh dan berkembang di Samudera Hindia, sejak beberapa hari lalu memberikan dampak berupa peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia bagian barat. Saat ini, MJO diprakirakan mulai bergerak merambat ke wilayah Timur memasuki wilayah Indonesia," katanya. 

Dia mengatakan, pada periode 8-14 Maret 2019, diprakirakan potensi hujan deras akan terkonsentrasi di sebagian wilayah pulau Jawa dan wilayah Indonesia Tengah dan Timur.

Wilayah-wilayah itu antara lain, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTB, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, 
Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku dan Papua Barat.

.Pada periode yang sama, kata dia, diprediksikan akan terdapat beberapa sirkulasi siklonik, dan daerah konvergensi yang juga dapat meningkatkan potensi curah hujan, meski cenderung memiliki waktu kejadian yang relatif lebih singkat.