Kupang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Sumba Timur menggelontorkan anggaran sebesar Rp1,5 miliar untuk menangani demam berdarah dengue (DBD) yang menyerang warga di daerah itu sejak Januari 2019.
"Anggaran Rp1,5 miliar ini sudah digunakan untuk penanganan kasus DBD di daerah kami yang sampai sekarang masih berstatus kejadian luar biasa (KLB)," kata Bupati Sumba Timur Gidion Mbilijora kepada Antara ketika dihubungi dari Kupang, Senin (18/3).
Ia mengatakan, pemerintahannya mengalokasikan dana tidak terduga mencapai RP4 miliar untuk tanggap darurat bencana alam maupun non alam seperti DBD.
Menurutnya, bencana DBD di daerahnya menjadi perhatian serius pemerintah karena penyebaran penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk aedes aegypti ini sangat cepat dibandingkan tahun sebelumnya.
Selama Januari-Maret 2019, lanjutnya, kasus DBD yang sudah tercatat mencapai lebih dari 600 kasus dan mengakibatkan korban meninggal sebanyak 16 orang. Sebagian besar kasus DBD, menimpa kalangan anak-anak yang berusia di bawah 10 tahun.
"Memang tahun ini penyebaran DBD di Sumba Timur sangat cepat sekali dibandingkan tahun lalu yang juga menelan korban jiwa tapi lebih kecil sebanyak tiga orang," katanya.
Gidion menjelaskan, untuk itu fokus penanganan DBD di daerah diutamakan pada kegiatan pembersihan lingkungan warga dan kecepatan dalam penanganan pasien.
Ia mengatakan, warga yang terindikasi penyakit DBD langsung diupayakan untuk segara dikirim ke rumah sakit pemerintah maupun swasta di Kota Waingapu, ibu kota kabupaten setempat.
"Selanjutnya mereka akan menjalani perawatan secara intensif dan dibiayai pemerintah sampai dipastikan betul-betul sudah negatif baru dipulangkan," katanya.

