Penyuluhan Gizi Seimbang

id Gizi

Penyuluhan Gizi Seimbang

Kepala Dinas Kesehatan NTT Kornelius Kodi Mete

Hal ini laksanakan guna memberikan kesadaran kepada sejumlah ibu rumah tangga atau siapapun itu bisa meracik makanan dengan gizi yang baik dalam keluarga mereka.
Kupang (Antara NTT) - Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur memberikan penyuluhan tentang pilihan menu gizi seimbang dalam rangka memperingati Hari Gizi Nasional ke-57 yang jatuh pada Rabu (25/1) ini di provinsi berbasis kepulauan itu.

"Bertepatan dengan Hari Gizi Nasional ini kegiatannya kita fokuskan di dalam lingkungan kesehatan dengan mengundang kader-kader kesehatan untuk memberikan penyuluhan tentang bagaimana memasak atau membuat makanan dengan menu gizi seimbang," kata Kepala Dinas Kesehatan NTT Kornelius Kodi Mete saat ditemui di Kupang, Rabu.

Hal ini, menurutnya, dilaksanakan guna memberikan kesadaran kepada sejumlah ibu rumah tangga atau siapapun itu bisa meracik makanan dengan gizi yang baik dalam keluarga mereka.

Penyuluhan tersebut diberikan nama pembinaan pola makan keluarga berbasis menu gizi seimbang yang bertujuan juga agar tidak ada kesan menu makanan yang sama dari sebuah keluarga dalam satu pekan.

"Jadi kita bagikan kalender menu makanan dengan sejumlah jenis makanan lokal daerah kita yang secara khusus sudah dihitung berapa kadar proteinnya," tuturnya.

Dalam penyuluhan tersebut pihaknya juga lebih menekankan agar setiap masyarakat lebih mementingkan mengkonsumsi sayur dan buah-buahan sehingga kadar gizinya lebih tinggi jika dibandingkan mengkonsumsi yang berbau daging.

Menurut mantan Bupati Sumba Barat Daya itu, hingga kini jika diprosentasekan konsumsi sayur dan buah di NTT hanya mencapai sekitar 40 persen jika dibandingkan konsumsi daging yang diperkirakan mencapai 60 persen.

"Masih sangat rendah konsumsi buah dan sayur di NTT ini. Budaya kita lebih banyak mengkonsumsi daging. Padahal kalau terlalu banyak konsumsi daging tidak baik untuk kesehatan," ujarnya.

Hal inilah yang kemudian mengakibatkan selama periode Januari-Agustus 2016 tercatat kurang lebih 2.360 anak di provinsi berbasis kepulauan itu menderita gizi buruk tanpa kelainan klinis.

Dari jumlah tersebut terdapat satu balita di bawah umur lima tahun yang meninggal dunia dan masih ada kurang lebih 10.662 balita yang mengalami kekurangan gizi.