Kupang, NTT (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan masyarakat agar mewaspadai potensi gelombang laut setinggi 1,25-2,5 meter di wilayah perairan di Nusa Tenggara Timur (NTT) hingga Rabu (22/10).
“Waspadai potensi gelombang laut setinggi 1,25 hingga 2,5 meter yang terjadi di wilayah NTT hingga 22 Oktober 2025,” kata Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Tenau Kupang Yandri Anderudson Tungga di Kupang, Senin.
Ia menjelaskan gelombang setinggi 1,25-2,5 meter berpeluang terjadi di Selat Sape bagian selatan, Selat Flores-Lamakera, Selat Pantar, Selat Alor, perairan selatan Flores, perairan selatan Alor-Pantar, Selat Sumba bagian barat, Laut Sawu, Selat Ombai, perairan Utara Sabu-Raijua, perairan utara Timor, perairan selatan Sabu-Raijua, perairan selatan Timor-Rote, dan perairan selatan Sumba.
Sementara itu, secara umum pola angin di wilayah NTT bergerak dari timur laut ke tenggara dengan kecepatan angin berkisar 6 sampai 28 knot.
Adapun kecepatan angin tertinggi terpantau di Selat Sape bagian selatan, Selat Flores-Lamakera, Selat Pantar, Selat Alor, perairan selatan Alor-Pantar, Selat Sumba bagian barat, Laut Sawu, Selat Ombai, perairan selatan Sumba, perairan Sabu–Raijua, perairan utara Timor, perairan utara Kupang–Rote, Selat Pukuafu, dan perairan selatan Timor-Rote
“Kecepatan angin tersebut berpotensi meningkatkan tinggi gelombang laut di wilayah perairan itu,” katanya.
BMKG juga memberikan sejumlah saran untuk mengantisipasi risiko terhadap keselamatan pelayaran.
Bagi pengguna perahu nelayan waspada apabila kecepatan angin mencapai 15 knot dan tinggi gelombang mencapai 1,25 meter.
Sementara bagi operator kapal tongkang patut waspada apabila kecepatan angin mencapai 16 knot dan tinggi gelombang mencapai 1,5 meter.
Lebih lanjut, Yandri mengimbau kepada masyarakat dan pemangku kepentingan untuk selalu memantau peringatan dini gelombang laut dan cuaca dari BMKG.

