NTT Belum Nikmati Tabung Gas Elpiji Bersubsidi

id Elpiji

NTT Belum Nikmati Tabung Gas Elpiji Bersubsidi

General Manajer PT. Pertamina Cabang Kupang Fanda Chrismianto

"NTT belum punya gas elpiji bersubsidi. Yang dijual selama ini di NTT adalah gas nonsubsidi dengan ukuran tabung 12 kg dan 50 kg," kata Fanda Chrismianto
Kupang (Antara NTT) - General Manajer PT. Pertamina Cabang Kupang Fanda Chrismianto mengatakan hingga saat ini masyarakat NTT belum bisa menikmati tabung gas elpiji bersubsidi karena belum dilakukan konversi dari minyak tanah ke gas.

"NTT belum punya gas elpiji bersubsidi. Yang dijual selama ini di NTT adalah gas nonsubsidi dengan ukuran tabung 12 kg dan 50 kg," katanya kepada wartawan di Kupang, Rabu.

Ia menjelaskan, belum adanya tabung gas elpiji bersubsidi di NTT itu akibat dari belum dibangunnya infrastruktur untuk storage gas sebelum konversi dari minyak tanah dilaksanakan.

Pemerintah sendiri menargetkan pada akhir 2018 konversi minyak tanah ke gas Elpiji di provinsi Nusa Tenggara Timur akan segera terlaksana.

"Hal ini disampaikan oleh Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Ditjen Migas ibu Setyorini Tri Hutami saat meninjau Terminal Bahan Bakar Minyak (BBM) di Tenau pada Desember 2016 lalu," ujarnya.

Ia mengaku pihaknya juga terus berusaha agar tabung gas elpiji bersubsidi itu bisa segera ada di NTT agar bisa lebih mudah digunakan oleh masyarakat di NTT.

Sejauh ini pasokan tabung gas elpiji baik untuk ukuran 12 kg dan 50 kg di NTT diperoleh dari Surabaya dan untuk harganya sendiri menurutnya berkisar dari Rp160 ribu keatas dan harga tersebut tentu sangat tinggi.

Dalam kunjungannya ke NTT Desember lalu Setyorini Tri Hutami mengatakan pemerintah sendiri memang sudah menyiapkan pasokan gas buat NTT sehingga gas tersebut bisa dinikmati oleh masyarakat NTT.

Kepala BPH Migas Andy Noorsaman Sommeng juga menilai Pertamina jangan terlalu terburu-buru dengan konversi minyak tanah ke gas, di saat belum ada tempat penampungannya.

"Jangan kita lakukan konversi tetapi infrastruktur LPG belum tersedia dengan baik. Nanti bagaimana mensuplainya?," tambah dia.

Lebih lanjut Fanda menambahkan, sejauh ini penggunaan tabung gas elpiji hanya sebatas di kota Kupang dan sekitarnya saja, sementara untuk daerah tertinggal, terluar dan terdepan masih belum banyak yang menggunakan, karena memang harganya yang masih sangat tinggi.