BPS NTT: Harga tiket pesawat masih gila-gilaan juga

id BPS NTT

BPS NTT: Harga tiket pesawat masih gila-gilaan juga

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Nusa Tenggara Timur, Maritje Pattiwaellapea, (ANTARA FOTO/Aloysius Lewokeda)

Jumlah arus penumpang angkutan udara di provinsi setempat mengalami tren penurunan dalam tiga bulan pertama tahun 2019 dengan total penumpang sebanyak 731.520 orang.
Kupang (ANTARA) - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Nusa Tenggara Timur Maritje Pattiwaellapea mengemukakan jumlah arus penumpang angkutan udara di provinsi setempat mengalami tren penurunan dalam tiga bulan pertama tahun 2019 dengan total penumpang sebanyak 731.520 orang.

"Terjadi tren penurunan jumlah penumpang angkutan udara memasuki tahun 2019 ini jika dibandingkan dengan tiga bulan yang sama dalam tahun 2018 lalu sebanyak 848.639 orang," katanya di Kupang, Selasa (7/5).

Ia menjelaskan, jumlah penumpang angkutan udara yang menyebar pada 14 bandara di NTT tercatat menurun setiap bulan pada tiga bulan pertama tahun 2019 jika dibandingkan tahun sebelumnya.

Ia menjelaskan, pada Januari 2019, misalnya, tercatat sebanyak 248.232 orang atau mengalami penurunan jika dibandingkan dengan bulan yang sama tahun 2018 sebanyak 288.889 orang.

Selanjutnya pada Februari 2019 tercatat sebanyak 221.016 orang atau menurun dibandingkan Februari 2018 sebanyak 246.226 orang dan pada Maret 2019 sebanyak 266.272 orang dibandingkan Maret 2018 sebanyak 313.524 orang.

Menurut Maritje, berkurangnya layanan penerbangan dari pihak maskapai menjadi salah satu penyebab menurunnya jumlah penumpang angkutan udara di provinsi berbasiskan kepulauan ini.

Baca juga: Transportasi berandil memicu terjadinya inflasi di NTT

"Jadi berkurangnya layanan penerbangan ini juga memberikan andil terhadap menurunnya jumlah penumpang karena akses masyarakat pengguna layanan menjadi terbatas," katanya.

Ia menyebut seperti maskapai Garuda Indonesia jenis ATR yang tidak lagi melayani rute penerbangan Kupang-Ende, Ende-Labuan Bajo, serta Kupang Tambolaka di Sumba Barat Daya.

Selain itu, kata dia, kondisi harga tiket yang relatif masih meroket saat ini juga memberi dampak pada menurunnya jumlah pengguna layanan angkutan udara.

"Kita lihat memang harga tiket masih gila-gilaan juga, sehingga sampai pada April 2019 untuk kelompok pengeluaran transportasi termasuk tarif angkutan udara ini juga menjadi penyumbang inflasi terbesar di NTT," katanya.

Baca juga: TPID NTT perlu kerja ekstra tekan inflasi
Baca juga: Inflasi triwulan II/2019 di NTT belum stabil