Kupang (ANTARA News NTT) - Pengamat ekonomi dari International Fund for Agricultural Development (IFAD) Dr James Adam mengatakan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) NTT perlu bekerja ekstra ketat untuk mengawasi barang dan harga pasar guna menekan laju inflasi.
"TPID harus bekerja ekstra ketat dalam mengawasi barang dan harga pasar agar tidak lepas begitu sesuai mekanisme pasar," kata James Adam kepada Antara di Kupang, Kamis (24/1), terkait upaya dari TPDI dalam menekan inflasi di daerah ini.
Menurut dia, kondisi inflasi pada triwulan II/2019 belum stabil oleh karena masih berlangsungnya musim penghujan dan akan memasuki Tahun Baru Imlek, sehingga kebutuhan akan bahan pokok diperkirakan akan meningkat.
Komoditi yang diperkirakan akan memicu terjadinya inflasi adalah ayam dan telurnya, namun James Adam menilai berpengaruh positif terhadap kenaikan inflasi. "Kebutuhan terhadap kedua komoditi itu biasanya meningkat pada hari raya keagamaan," katanya menjelaskan..
Ia mengatakan pada musim penghujan seperti saat ini, kebutuhan bahan pokok pasti akan bertambah, sementara pasokan berkurang akibat distribusi yang terganggu sehingga kemungkinan beberapa barang akan langka.
Baca juga: Inflasi triwulan II/2019 di NTT belum stabil
"Kondisi ini juga bisa memicu naiknya inflasi," kata mantan Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Artha Wacana Kupang itu.
Untuk itu, ia berharap TPID harus bekerja ekstra untuk mengawasi barang dan juga harga pasar agar barang tetap tersedia dan harga pasar tetap terkendali.
Pengendalian harga dan pengawasan terhadap ketersediaan barang harus diatur dengan baik, supaya terhindar dari praktek kurang terpuji yang kadang dilakukan oleh produsen dengan cara menimbun barang-barang tertentu, saat barang tersebut dibutuhkan konsumen dengan maksud untuk menaikan harga.
Bank Indonesia Perwakilan NTT memperkirakan indeks harga konsumen di daerah ini mengalami inflasi pada kisaran 2,30-2,70 persen secara year on year (YoY) pada triwulan I tahun 2019.