ASITA NTT dukung pengembangan tujuh objek wisata penyangga

id Labuan Bajo

ASITA NTT dukung pengembangan tujuh objek wisata penyangga

Pesona senja di ujung barat Labuan Bajo, Flores Barat, Nusa Tenggara Timur yang menjadi salah satu objek wisata penyangga super prioritas yang tengah dikembangkan pemerintah saat ini.(ANTARA FOTO/Ist)

ASITA NTT mendukung pemerintahan setempat yang tengah berjuang untuk mengembangkan tujuh objek wisata baru sebagai penyanggah dalam pembangunan sektor pariwisata di NTT dalam tahun 2019 ini.
Kupang (ANTARA) -  Asosiasi Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Provinsi Nusa Tenggara Timur mendukung pemerintahan setempat yang tengah berjuang untuk mengembangkan tujuh objek wisata baru sebagai penyanggah dalam pembangunan sektor pariwisata di NTT dalam tahun 2019 ini.

"Kebijakan untuk pengembangan tujuh destinasi ini sudah tepat, artinya sebagai pelaku usaha kami mendukungnya karena pemerintah memang bertugas menata destinasi, dan asosiasi siap untuk mengisinya," kata Ketua Asita Provinsi NTT Abed Frans kepada Antara di Kupang, Rabu (12/6).

Ketujuh objek wisata itu adalah Fatumnasi di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Lamalera di Kabupaten Lembata, Perairan Mulut Seribu di Kabupaten Rote Ndao, Pantai Liman di Pulau Semau (Kabupaten Kupang), Desa Koanara di Kabupaten Ende, Wolwal di Kabupaten Alor serta Praimadita di Kabupaten Sumba Timur..

Abed mengatakan, pihaknya menyambut baik pengembangan objek wisata ini untuk meningkatkan kunjungan wisatawan, sejalan dengan upaya pemerintah membangun pariwisata penyanggah di Labuan Bajo sebagai daerah tujuan wisata super prioritas yang terkenal dengan Taman Nasional Komodo.

"Ini sesuai dengan harapan pelaku wisata yang menginginkan agar destinasi-destinasi lainnya di NTT ini segera dibenahi untuk meningkatkan lama kunjungan wisatawan selain mereka berkunjung ke Labuan Bajo," kata pemilik operator tur PT Flobamor Tours itu.

Ia mengatakan, pembangunan destinasi baru tersebut juga berbasis masyarakat desa sehingga sejalan dengan pemberdayaan masyarakat di desa setempat, sesuai dengan tren pembangunan pariwisata yang menegaskan bahwa masyarakat harus menjadi tuan rumah pada destinasi-destinasi tersebut," katanya.

Baca juga: Asita NTT minta bupati SBD atasi pungli di lokasi objek wisata
Baca juga: NTT bangun tujuh objek wisata baru