Sangat panjang, NTT alami hari tanpa hujan

id kekeringan

Sangat panjang, NTT alami hari tanpa hujan

Warga Nusa Tenggara Timur mulai kesulitan mendapatkan air bersih, sebagai akibat dari kemarau panjang tahun ini. (ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha)

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, hampir semua wilayah di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), mengalami hari tanpa hujan (HTH) dengan kategori panjang.
Kupang (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, hampir semua wilayah di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), mengalami hari tanpa hujan (HTH) dengan kategori panjang.

"Berdasarkan monitoring HTH dasarian II Juli 2019 menunjukkan, Provinsi NTT pada umumnya mengalami HTH dengan kategori sangat panjang (31-61 hari) hingga kategori kekeringan ekstrem (>60 hari)," kata Kepala BMKG Stasiun Klimatologi Kupang Apolinaris Geru kepada ANTARA di Kupang, Selasa (23/7).

Menurut dia, beberapa wilayah yang sudah mengalami HTH dengan kategori kekeringan ekstrem adalah Kabupaten Ende di wilayah sekitar Nanganio; Kabupaten Sikka di sekitar Magepanda dan Waigete; Kabupaten Flores Timur di sekitar Larantuka, Konga, Kabupaten Lembata di sekitar Lewoleba, Wairiang, Waipukang dan Wulandoni.

Kondisi yang sama juga di Kabupaten Sumba Barat di sekitar Waikabubak; Kabupaten Sumba Timur di sekitar Stamet Waingapu, Wanga, Melolo, Temu/Kanatang, Lambanapu, Rambangaru, dan Kamanggih; Kabupaten Sabu Raijua di sekitar Daieko; Kabupaten Rote Ndao di sekitar Pepela dan Busalangga.

Begitu juga di Kota Kupang di sekitar Stamet El Tari, Sikumana, Bakunase, Oepoi dan Mapoli; Kabupaten Kupang di sektar Oekabiti, Lelogama, Oenesu, Oelnasi dan Sulamu; Kabupaten Belu di sekitar wilayah Atambua, Fatubenao, Fatukmetan, Wedomu, Haekesak serta Umarese, dan Fatulotu.

Mengenai curah hujan, dia mengatakan, dari hasil analisa curah hujan dasarian II Juli 2019, wilayah provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), hampir seluruhnya mengalami kategori rendah (0-50 mm).*
Air sungai yang menjadi sumber utama irigasi pertanian, kini perlahan mulai mengering. (ANTARA FOTO/Dedhez Anggara/pras).