Arsitek NTT Rancang Jembatan Palmerah

id Palmerah

Arsitek NTT Rancang Jembatan Palmerah

Don Arakian, Ketua Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Nusa Tenggara Timur

"Pihak Tidal Bridge telah meminta kita untuk terlibat dalam proses mendesain model atau bentuk Jembatan Pancasila-Palmerah," Kata Don Arakian.
Kupang (Antara NTT) - Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Nusa Tenggara Timur dipercayakan merancang desain bentuk Jembatan Pancasila-Palmerah di Kabupaten Flores Timur yang akan dibangun oleh Perusahaan asal Belanda, Tidal Bridge BV.

"Pihak Tidal Bridge telah meminta kita untuk terlibat dalam proses mendesain model atau bentuk Jembatan Pancasila-Palmerah," Kata Ketua IAI NTT Don Arakian saat dihubungi Antara di Kupang, Jumat.

Dia mengatakan, hal itu telah disepakati dalam pertemuan sebelumnya bersama perwakilan Tidal Bridge bersama pemerintah provinsi dan pihaknya diberikan waktu enam minggu untuk menuntaskan desain yang dimaksud.

Menurut Ketua Prodi Arsitektur di Universitas Widya Mandira Kupang itu, secara keporfesian pembangunan jembatan merupakan urusan sipil dan umumnya pada enginer mengutamakan aspek struktur dan fungsinya.

"Kalau sudah melibatkan arsitek untuk mendesain bentuknya maka hasilnya tidak lagi bangunan sipil semata namun akan menjadi kaya arsitektur yang diharapkan menjadi icon daerah setempat," katanya.

Menurutnya, arsitek jarang sekali dilibatkan dalam pembangunan jembatan terutama di Indonesia karena merupakan ranah pekerjaan sipil.

Untuk itu, baginya, keterlibatan IAI NTT dalam mendesain jembatan yang merupakan salah satu proyek strategis nasional itu merupakan langkah majuh dan baru pertama kali dialaminya.

"Ini sejarah bagi kami arsitek di NTT, bahwa jarang sekali arsitek dilibatkan dalam pembangunan jembatan terutama di Indonesia pada umumnya," katanya pula.

Arakian mengatakan, terkait desain bentuk jembatan dengan panjang sektar 800 meter itu, pihaknya tetap mempertimbangkan unsur-unsur terkait salah satunya nama jembatan, Pancasila.

Menurutnya, nama Pancasila menunjukkan nasionalisme. Kemudian ada pula unsur budaya yang identik dengan ke dua daerah tersebut.

"Kekhasan budaya atau icon daerah setempat tetap dimasukan sebagai unsur dalam merancang ornamen untuk desain arsitektur jembatan," katanya.

Dia mengatakan, saat ini pihaknya telah membentuk tim desain dan telah membicarakan soal gagasan, filosofi, dan bentuk jembatan dan akan dipersentasikan dalam pertemuan selanjutnya dengan pihak Tidal Bridge.

"Kita sudah mulai menggarap dan setidaknya nanti kita siapkan sekitar tiga alternatif model yang akan dipersentasikan dan nanti dipilih yang mana yang pas," katanya.

Dia mengatkan, pihaknya hanya merancang bentuk atau model jembatan yang menghubungkan Kota Larantuka dengan Pulau Adonara itu, sementara struktur dan konstuksinya merupakan wewenang pihak Tidal Bridge.

"Selebihnya menjadi urusan "Tidal Bridge" apalagi mereka juga punya spesifikasi untuk pemasangan turbin listrilk dengan memanfaatkan arus laut di sana," katanya.

Dia menambahkan, saat ini sedang diadakan lelang studi kelayakan untuk pembangunan Jembatan Pancasila-Palmerah bersamaan dengan turbin listrik memanfaatkan arus laut Selat Gunzalu.