Ibu Negara Ekuador kunjungi perajin NTT di stan Indonesia

id Tenun ikat

Ibu Negara Ekuador kunjungi perajin NTT di stan Indonesia

Ibu negara Ekuador, Madame Rocio de Morino (tengah) didampingi Ketua Dekranasda NTT, Julie Sutrino Laiskodat (kiri) ketika mengunjungi stand Indonesia untuk melihat para perajin tenun ikat dari NTT dalam pameran tenun dan kerajinan rakyat se-Amerika Selatan di Ekuador. (ANTARA FOTO/HO-Humas Setda NTT).

"Ini sebuah kehormatan yang luar biasa dimana ibu negara Ekuador bisa datang untuk mengunjungi para perajin kita di stand Indonesia," kata Marius Ardu Jelamu.
Kupang (ANTARA) - Ibu negara Ekuador, Madame Rocio de Morino mengunjungi para perajin asal Nusa Tenggara Timur di stan Indonesia untuk melihat secara langsung keterampilan mereka dalam menenun kain tradisional.

"Ini sebuah kehormatan yang luar biasa dimana ibu negara Ekuador bisa datang untuk mengunjungi para perajin kita di stand Indonesia," kata Karo Humas dan Protokol Setda NTT Marius Ardu Jelamu ketika dihubungi ANTARA di Kupang, Senin (4/11).

Ia mengatakan, dalam pameran tenun dan kerajinan rakyat se-Amerika Selatan yang berlangsung di Ekuador, pemerintah Indonesia juga ikut mengambil bagian dengan mengikutsertakan pengrajin tenun ikat asal NTT dalam pameran berskala internasional ini.

Dikatakannya, ibu negara Ekuador Madame Rocio de Marino didampingi Ketua Dekranasda NTT, Julie Sutrino Laiskodat sempat melihat secara langsung bagaimana perajin asal NTT menenun tenun ikat tradisional dalam pameran yang diikuti berbagai negara itu.
Perajin memproduksi kain tenun ikat Sikka asal Maumere, Nusa Tenggara Timur disela-sela Pekan Kain Tradisional Nusantara di jakarta, Kamis (31/10/2019). (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/aww).
Ia mengatakan, Madame Rocio de Marino menyatakan kekagumannya atas tenun ikat NTT yang pewarnaanya berasal dari akar-akar pohon dan memiliki mutu yang tinggi.

Menurut dia, selama kegiatan pameran berlangsung banyak pengunjung dari berbagai negara mendatangi stan pameran NTT untuk melihat berbagai aneka tenun ikat karya pengrajin asal provinsi berbasis kepulauan ini.

Dalam pameran yang berlangsung di Ekuador, NTT mengikutsertakan empat penenun yaitu satu penenun dari Kabupaten Flores Timur, satu dari Sikka serta dua orang dari Boti, Kabupaten Timor Tengah Selatan.

"Masyarakat Ekuador juga memiliki budaya menenun, bahkan 400 tahun silam masyarakat Ekuador belajar menenun tenun ikat dari nenek moyang di NTT," kata Marius Jelamu.
Perajin memproduksi kain tenun ikat Sikka asal Maumere, Nusa Tenggara Timur disela-sela Pekan Kain Tradisional Nusantara di jakarta, Kamis (31/10/2019). (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/aww).