Kupang (ANTARA) - Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda) Nusa Tenggara Timur mencatat, sepanjang 900 kilometer akses jalan provinsi di wilayah provinsi berbasis kepulauan ini masih dalam kondisi rusak.
"Posisi kita hingga akhir 2019, masih ada 900 kilometer jalan provinsi yang dalam kondisi rusak," kata Kepala Bappelitbanda NTT, Lecky Frederich Koli di Kupang, Jumat (3/1), terkait kondisi terkini akses jalan provinsi di NTT.
Menurut dia, kondisi jalan provinsi ini masih jauh berbanding terbalik dengan jalan nasional di provinsi setempat yang pada umumnya dalam kondisi mulus.
Untuk itu, lanjut dia, pemerintah provinsi berupaya keras untuk menuntaskan pembangunan jalan provinsi selama beberapa tahun ke depan, salah satunya melalui skema pinjaman uang dari perbankan.
"Sekarang sedang berproses untuk pinjaman dari perbankan senilai Rp900 miliar dalam dua tahapan masing-masing Rp450 miliar," katanya.Lecky mengatakan, pembangunan jalan menjadi prioritas pemerintah provinsi untuk membuka akses ekonomi masyarakat hingga ke wilayah pelosok.
Dia mencontohkan, seperti pembangunan jalan provinsi yang berjalan di wilayah utara Pulau Flores dari Manggarai Barat, Riung di Kabupaten Ngada, hingga Kabupaten Sikka.
Ruas jalan tersebut, lanjutnya, dikerjakan dengan dukungan dana hibah jalan daerah sekitar Rp130 miliar lebih dalam skema pengembangan Labuan Bajo ibu kota Kabupaten Manggarai Barat sebagai destinasi wisata super prioritas.
"Ketika jalan di utara Flores terhubung dengan baik maka akses ekonomi jelas akan terbuka dan banyak potensi wilayah itu mudah dikembangkan sebagai penyangga Labuan Bajo," katanya.
Lecky menambahkan, selain itu ada skema lain yang dipersiapkan dalam mempercepat pembenahan jalan yaitu memperjuangkan status jalan menjadi jalan strategis nasional.
"Prinsipnya dari pemerintah provinsi ingin infrastruktur jalan harus dibenahi sebagai akses kunci membangun perekonomian di daerah ini," katanya.