Kesiapan infrastruktur transportasi Labuan Bajo

id labuan bajo

Kesiapan infrastruktur transportasi Labuan Bajo

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. (ANTARA/Ahmad Wijaya)

"Hari Minggu siang ini rencananya pak Menhub akan berangkat ke Labuan Bajo, untuk melihat kesiapan Pelabuhan, Bandara dan sejumlah infrastruktur transportasi lainnya yang sedang dilakukan pengembangan,” kata Hengki Angkasawan.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Minggu (19/1), melakukan tinjauan ke Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, untuk melihat kesiapan sejumlah infrastruktur transportasi untuk mendukung daerah yang menjadi salah satu dari lima destinasi wisata super prioritas atau lima Bali Baru.

"Hari Minggu siang ini rencananya pak Menhub akan berangkat ke Labuan Bajo, untuk melihat kesiapan Pelabuhan, Bandara dan sejumlah infrastruktur transportasi lainnya yang sedang dilakukan pengembangan,” kata Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Perhubungan Hengki Angkasawan di Jakarta, Minggu.

Kemenhub telah menetapkan Konsorsium Cardig Aero Service (CAS) sebagai pemenang proyek pengembangan Bandara Komodo melalui skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) dengan nilai investasi Rp1,2 triliun dan estimasi total nilai biaya operasional Rp 5,7 triliun.

Diharapkan dengan skema ini selain dapat mengurangi ketergantungan anggaran terhadap APBN yang terbatas, juga dapat semakin meningkatkan pelayanan Bandara, karena salah satu anggota konsorsium CAS adalah pengelola Bandara Changi, Singapura yang telah terbukti memiliki kompetensi dalam memberikan layanan terbaik bagi para pengguna jasa angkutan udara.
Mantan Menteri BUMN Rini Soemarno (Tengah) Direktur Utama PT. ASDP Indonesia Ferry Ira Puspadewi (kiri) dan Direktur Operasional PT PP berbincang-bincang di lantai 6 hotel Inaya Bay Komodo di Labuan Bajo. (ANOTO/Kornelis Kaha)
Pemerintah menargetkan peningkatan jumlah penumpang di Bandara Labuan Bajo hingga 4 juta penumpang per tahun dan kargo sebesar 3.500 ton pada 2024.

Selain Bandara, infrastruktur transportasi yang tengah disiapkan Pemerintah yaitu, Pelabuhan Labuan Bajo. Pelabuhan ini nantinya akan dibagi menjadi dua, yang sudah eksisting saat ini sebagai pelabuhan khusus penumpang. Sedangkan untuk terminal kargo atau peti kemas akan dialihkan ke lokasi yang lain yang berjarak kurang lebih 15 kilometer dari lokasi pelabuhan eksisting saat ini.

Untuk Pelabuhan eksisting, akan dilakukan perpanjangan dermaga eksisting sepanjang 245 meter menjadi 300 meter, memperpanjang trestle yang semula 44 meter menjadi 134 meter, pembangunan reklamasi seluas 40 x 50 meter persegi, serta dalam jangka menengah akan membangun terminal penumpang baru.

Sementara pelabuhan multipurpose yang akan berfungsi sebagai pelabuhan khusus kargo dan curah cair ini akan dibangun oleh PT Pelindo III (Persero) dan dilengkapi lapangan penumpukan peti kemas serta terminal curah cair. Dermaga ini rencananya akan dapat disandari kapal berkapasitas 25.000 DWT.

Dijadwalkan Presiden Joko Widodo akan meninjau lokasi proyek pembangunan multiguna tersebut pada Senin (20/1).

Seperti diketahui kawasan Labuan Bajo di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan satu dari lima destinasi wisata super prioritas yang telah ditetapkan pemerintah. Dengan penetapan ini selain sektor pariwisata, berbagai langkah strategis terus diupayakan pemerintah mulai dari pembangunan jaringan jalan hingga pembangunan dan pengembangan infrastruktur transportasi seperti pelabuhan dan bandara.
Seorang wanita berjalan di lorong kawasan Terpadu Marina PT. ASDP Indonesia Ferry yang saat ini sedang dalam proses pembangunan di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, NTT (9/9/2019). Pembangunan kawasan terpadu ASDP untuk tahap pertama yang meliputi hotel, kawasan komersial dan pelabuhan Marina sudah mencapai finalisasi dan ditargetkan selesai seluruhnya pada Juli 2020. (ANTARA FOTO/Kornelis Kaha/foc.)