Kupang (ANTARA) - Kepala Ombudsman Perwakilan Nusa Tenggara Timur (NTT) Darius Beda Daton mengatakan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 seharusnya tidak terburu-buru menyebut NTT masih negatif, karena sejauh ini pemeriksaan laboratorium terhadap beberapa pasien dalam pemantauan (PDP) belum ada hasilnya.
"Sejauh ini publik belum mendapat informasi mengenai hasil pemeriksaan laboratorium, terhadap beberapa pasien dalam pemantauan (PDP) yang meninggal di NTT. Jika hasil laboratoriumnya belum ada, maka sebaiknya tim jangan terburu-buru mengatakan NTT masih negatif," kata Darius Beda Daton kepada ANTARA di Kupang, Sabtu (4/4).
Baca juga: Dua pasien ODP di NTT meninggal dunia
Apalagi belum ada tes COVID-19, terutama terhadap orang-orang yang berasal dari zona merah seperti yang dilakukan pada sejumlah daerah di Tanah Air.
Menurut dia, saat ini ada sekitar 2.500 orang dari zona merah sudah masuk ke NTT, dan sudah melakukan berbagai aktivitas di daerah ini.
"Orang masuk NTT dari zona merah sudah 2.500 orang. Jika tidak dilakukan tes COVID-19, bagaimana kita tahu bahwa semuanya negatif," kata Beda Daton dalam nada tanya.
Karena itu, Gugus Tugas COVID-19 jangan terburu-buru mengatakan bahwa NTT masih negatif, sehingga membuat warga merasa tak perlu melakukan langkah-langkah pencegahan.
Laboratorium khusus
Kepala Dinas Kesehatan NTT Dominikus Minggu Mere melalui Kepala Biro Humas dan Protokol Setda provinsi tersebut Marius Ardu Jelamu mengatakan NTT segera memiliki laboratorium khusus untuk pemeriksaan sampel darah para pasien yang diduga terpapar COVID-19.
"Tim dari Kementerian Kesehatan segera ke Kupang untuk melihat secara langsung lokasi ruangan yang layak sebagai laboratorium pemeriksaan sampel darah pasien COVID-19," katanya di Kupang, Jumat (3/4).
Marius mengatakan keberadaan laboratorium tersebut mengemuka, karena lamanya proses pemeriksaan sampel darah pasien dalam pengawasan (PDP) di NTT.
Dia menerangkan tim dari Kemenkes segera ke Kupang untuk melihat secara langsung kelayakan ruangan maupun fasilitas laboratorium di NTT, sebagai laboratorium pemeriksaan sampel darah pasien COVID-19.
Marius mengatakan apabila NTT memiliki laboratorium pemeriksaan sampel darah COVID-19, RS rujukan maupun pasien akan lebih cepat mendapatkan hasil pemeriksaan sampel darah.
"Selama ini sampel darah pasien terkait COVID-19 dari NTT dikirim ke Balai Laboratorium Kesehatan di Jakarta atau Surabaya, sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengetahui hasilnya, karena darah yang diperiksa di Labkes di pusat datang dari berbagai daerah di NTT," kata Marius.
Baca juga: Gubernur minta media di NTT beritakan COVID-19 secara bijak
Baca juga: Gubernur Viktor: Tidak ada karantina wilayah di NTT
Ombudsman: Seharusnya jangan buru-buru sebut NTT negatif Corona
Jika hasil laboratoriumnya belum ada, maka sebaiknya tim jangan terburu-buru mengatakan NTT masih negatif