Witihama gelar ritual Tolak Bala cegah COVID-19

id Tolak bala

Witihama gelar ritual Tolak Bala cegah COVID-19

Warga Kecamatan Witihama, Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, saat menggelar ritual adat "Tolak Bala" pada Senin (6/4) untuk mencegah masuknya COVID-19 ke daerah tersebut (ANTARA/HO-Agusalim Bebe Kewa)

Ritual Tolak Bala ini merupakan bagian dari kearifan budaya lokal masyarakat Witihama yang digelar untuk mencegah atau melindungi masyarakat dari berbagai musibah atau malapetaka.

Kupang (ANTARA) - Warga di Kecamatan Witihama, Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur menggelar ritual adat Tolak Bala untuk mencegah masuknya serangan corona virus baru atau COVID-19 ke daerah itu.

"Hari ini kami semua dari unsur masyarakat, pemerintah kecamatan serta semua kepala desa serta para tokoh adat dan tokoh agama menggelar ritual Tolak Bala dalam upaya mencegah masuknya serangan COVID-19," kata Camat Witihama Laurensius Lebu Raya, ketika dihubungi Antara dari Kupang, Senin (6/4).

Ritual Tolak Bala ini merupakan bagian dari kearifan budaya lokal masyarakat Witihama yang digelar untuk mencegah atau melindungi masyarakat dari berbagai musibah atau malapetaka.

Kegiatan ritual adat ini dipusatkan di Desa Oringbele, khususnya di area yang dikenal dengan sebutan Nama Tukan yang berlangsung Senin (6/4) pagi hingga puncaknya pada sore hari.

Lebu Raya menjelaskan, selain untuk mencegah masuknya serangan COVID-19, ritual ini digelar karena sejumlah peristiwa tidak biasa yang melanda masyarakat setempat.

Baca juga: Cegah COVID-19, Warga Sikka gelar ritual adat
Baca juga: Presiden serukan semua WNI wajib pakai masker saat berada di luar rumah

Ia menyebutkan seperti, adanya serangan hama pertanian maupun peristiwa kematian beruntun yang melanda masyarakat di kecamatan setempat.

"Karena itu ritual adat ini digelar sebagai satu kesatuan untuk menolak semua musibah atau yang dikenal masyarakat dengan istilah Nuun Maran," katanya.

Ia mengatakan, para kepala desa setempat juga telah diminta untuk bergandengan tangan bersama masyarakat serta tokoh-tokoh adat dan agama untuk mengatasi berbagai ancaman bencana.

Menyinggung lebih lanjut terkait pencegahan serangan COVID-19, Lebu Raya mengatakan masyarakat telah diimbau melalui pemerintah desa untuk melakukan langkah-langkah pencegahan sesuai protokol penanganan kesehatan yang disampaikan pemerintah.

"Kita berharap dengan melibatkan peran semua unsur ini maka berbagai ancaman bencana segera berlalu dan aktivitas masyarakat bisa kembali normal," katanya.

Baca juga: Maklumat Kapolri belum dijalankan di NTT
Baca juga: Presiden harap Pemda realokasi APBD agar bantuan segera dicairkan